Rencana IPO Lion Air Akhir 2024, Incar Dana Segar Senilai Rp 7,77 Triliun
Ilustrasi maskapai Lion Air. IST--
KORANRB.ID - Maskapai Lion Air, PT Lion Mentari Airlines dikabarkan akan melakukan penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) dengan mengincar dana segar sebesar USD 500 juta atau Rp 7,77 triliun (kurs dollar Rp 15.558).
BACA JUGA:Produktivitas Tebu Ditarget PTPN I Regional 4 100 Ton/Ha
"Maskapai swasta terbesar di Indonesia sedang bekerja sama dengan para penasihat mengenai penawaran potensial yang dapat dilakukan segera setelah akhir tahun ini," kata sumber Bloomberg, yang dikutip JawaPos.com, Jumat (12/1).
"Perusahaan dapat mengumpulkan USD 300 juta hingga USD 500 juta," imbuhnya.
BACA JUGA:RI dan Vietnam Terus Pacu Investasi, Bidik Kerja Sama Kendaraan Listrik
Meski begitu, sumber Bloomberg yang enggan disebut namanya itu menyebut bahwa hingga kini pertimbangan masih sedang dilakukan. Bahkan, ada kemungkinan waktu IPO masih bisa berubah.
Pertimbangan sedang berlangsung dan rincian seperti ukuran dan waktu IPO masih bisa berubah, kata sumber tersebut. Terkait kabar ini, manajemen Lion Air enggan berkomentar.
BACA JUGA:Layanan Kesehatan Meningkat Drastis, Kondisi Keuangan BPJS Kesehatan Masih Sehat
Menurut data yang dihimpun Bloomberg, pencatatan saham nantinya akan menjadi dorongan bagi pasar IPO Indonesia. Di sisi lain, Indonesia berada di peringkat keenam dunia dalam jumlah IPO pada tahun 2023 dan kesembilan dalam hal pendapatan.
Dengan masuknya Lion, maka akan menambah jumlah emiten maskapai bursa antara lain PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP), hingga PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).
Sebelumnya, Lion Parcel, anak usaha Lion Air Group berencana akan melakukan initial public offering (IPO) pada tahun 2024 ini. Hal tersebut disampaikan oleh Chief Marketing Officer Lion Parcel, Kenny Kwanto.
Meski begitu, Kenny belum bisa memastikan rencana tersebut akan dilakukan pada triwulan berapa. Pasalnya, Lion Parcel masih perlu melihat perkembangan kondisi market sebelum perusahannya menjadi go publik.
"Secara timing masih belum bisa kita tentukan kapan, karena kita masih terus wait and see sih kondisi marketnya. Karena di tahun depan ada Pemilu, kita pengen lihat dulu perkembangannya seperti apa," kata Kenny kepada wartawan di Jakarta, dikutip Rabu (18/10/2023).