Kasus Pemukulan Petugas Linmas TPS Berakhir Damai, Begini Kronologisnya

Reporter: Fiki Susadi |

Editor: M. Rizki Amanda Lubis |

Kamis , 15 Feb 2024 - 23:29

DAMAI: Kasus pemukulan petugas Linmas Tempat Pemungutan Suara (TPS) 07 di Kelurahan Sumur Dewa, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu berkahir damai. POLSEK SELEBAR/RB --

BENGKULU, KORANRB.ID – Kasus pemukulan petugas Linmas Tempat Pemungutan Suara (TPS) 07 di Kelurahan Sumur Dewa, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu berkahir damai.

Perdamian ini disepakati antara korban dan pelaku yang dimediasi oleh Polsek Selebar.

Diketahui, korban dalam kasus ini merupakan Restan (53) warga Kelurahan Sumur Dewa, Kecamatan Selebar

Dengan pelaku WK (32) diketahui bekerja sebagai honorer di salah satu kelurahan di Kota Bengkulu.

“Kasus pemukulan di TPS Sumur Dewa, saat ini sudah berdamai,” ujar Kapolresta Bengkulu, Kombes Pol. Deddy Nata, SIK

Melalui Kasi Humas Polresta Bengkulu, Iptu. Endang Sudrajat, saat dikonfirmasi RB, Kamis (15/2).

Kronologi kejadian ini, berawal pada tanggal 14 Februari 2024 tepat di hari Pemilu serentak berlangsung.

Saat itu sekitar pukul 09.00 WIB WK datang bersama istrinya ke TPS 07 Sumur Dewa, untuk menyalurkan hak suaranya.

Setiba di TPS pelaku dan istrinya menyerahkan undangan untuk mencblos.

Setelah itu, pelaku dipanggil terlebih dahulu untuk memilih, setelah memilih pelaku kembali duduk sembari menunggu nama istrinya dipanggil oleh petugas.

kasus pemukulan petugas linmas tps berakhir damai, begini kronologisnya                            bengkulu, koranrb.id – kasus pemukulan petugas linmas tempat pemungutan suara (tps) 07 di kelurahan sumur dewa, kecamatan selebar, kota bengkulu berkahir damai. 
perdamian ini disepakati antara korban dan pelaku yang dimediasi oleh polsek selebar. 
diketahui, korban dalam kasus ini merupakan restan (53) warga kelurahan sumur dewa, kecamatan selebar
dengan pelaku wk (32) diketahui bekerja sebagai honorer di salah satu kelurahan di kota bengkulu. 
baca juga:pekan depan eks kadis dan mekelar didakwa jpu, perkara pengadaan jas kaur rp1,2 miliar, ini jadwalnya 
baca juga:polisi selidiki laporan penganiayaan mahasiswi, begini kronologisnya
“kasus pemukulan di tps sumur dewa, saat ini sudah berdamai,” ujar kapolresta bengkulu, kombes pol. deddy nata, sik
melalui kasi humas polresta bengkulu, iptu. endang sudrajat, saat dikonfirmasi rb, kamis (15/2). 
kronologi kejadian ini, berawal pada tanggal 14 februari 2024 tepat di hari pemilu serentak berlangsung. 
saat itu sekitar pukul 09.00 wib wk datang bersama istrinya ke tps 07 sumur dewa, untuk menyalurkan hak suaranya. 
baca juga:bupati seluma banyak tidak tahu saat jadi saksi sidang perkara dana btt, ini tanggapan ph terdakwa
baca juga:pemeriksaan saksi korupsi bok kaur ditunda pekan depan, ini tanggapan penasihat hukum terdakwa
setiba di tps pelaku dan istrinya menyerahkan undangan untuk mencblos.
setelah itu, pelaku dipanggil terlebih dahulu untuk memilih, setelah memilih pelaku kembali duduk sembari menunggu nama istrinya dipanggil oleh petugas. 
karena cukup lama menunggu, namun nama istrinya tak kunjung dipanggil yang membuat  pelaku naik pitam. 
kemudian, pelaku langsung menghampir korban yang saat itu sedang berjaga di tps 07, dan langsung melakukan protes kepada korban. 
akhirnya, sempat terjadi keributan kecil antara pelaku dan korban. akhirnya korban langsung mengecek undangan yang dimaksud.
baca juga:sidang tuntutan perkara samisake ditunda
baca juga:main hakim sendiri, bisa dipidana!
karena saat itu, pelaku sudah naik pitam dan langsung memukul korban dengan membabi-buta.
akibatnya, korban mengalami memar dibagian mata sebelah kiri dan pata jari jempol di bagian tangan sebelah kanan. 
“itu terjadi karena kesalahpahaman antara korban dan pelaku. atas kejadian itu korban dilarikan ke rumah sakit dan pelaku diamankan di polsek selebar,” terang kasi humas. 
meski pelaku dan korban sudah berdamai. tetap ada beberapa poin yang harus dilakukan oleh pelaku.
salah satunya pelaku harus mengganti semua kerugian yang dialami korban dan menanggung semua biaya pengobatan korban. 
“karena bentuk rasa kemanuasian. jadi pelaku membiayai pengobatan korban,” tutupnya. 
the case of beatings of linmas officers at polling place (tps) 07 in sumur dewa village, selebar district, bengkulu city ended peacefully.
this settlement was agreed between the victim and the perpetrator, mediated by the selebar police.
it is known that the victim in this case is restan (53), a resident of sumur dewa village, selebar district, and the perpetrator, wk (32), is known to work as an honorary worker in a sub-district in bengkulu city.
"the case of the beating at the sumur dewa tps has now been resolved," said bengkulu police chief, police commissioner. deddy nata, sik, through the head of public relations of the bengkulu police, iptu. endang sudrajat, when confirmed by rb, thursday (15/2).
the chronology of this incident begins on february 14 2024, the day the simultaneous elections took place.
at around 09.00 wib, wk came with his wife to tps 07 sumur dewa, to cast his vote.
upon arrival at the polling station, the perpetrator and his wife handed over an invitation to vote. after that, the perpetrator was first called to choose, after choosing the perpetrator sat back down while waiting for his wife's name to be called by the officer.
because he waited quite a long time, his wife's name was never called, which made the perpetrator furious.
then, the perpetrator immediately approached the victim who was standing guard at tps 07, and immediately protested to the victim.
finally, there was a small commotion between the perpetrator and the victim. finally, the victim immediately checked the invitation in question.
because at that time, the perpetrator had become furious and immediately hit the victim blindly.
as a result, the victim suffered bruises on the left eye and a broken thumb on the right hand.
“this happened because of a misunderstanding between the victim and the perpetrator. "due to this incident, the victim was rushed to hospital and the perpetrator was detained at the selebar police," explained the head of public relations.
even though the perpetrator and victim have reconciled. there are still several points that must be carried out by the perpetrator.
one of them is that the perpetrator must compensate all losses suffered by the victim and cover all the victim's medical costs.
“because of the form of humanity. "so the perpetrator paid for the victim's treatment," he concluded.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Rakyat Bengkulu, jumat 16 Februari 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan