Anas mengungkapkan, Jokowi telah memberikan arahan khusus untuk mengintegrasikan layanan digital melalui portal nasional.
BACA JUGA:Beri Relaksasi Impor Bahan Baku dari Timteng, Pemerintah Pantau Situasi Geopolitik Dunia
BACA JUGA:Moody’s Pertahankan SCR, Indonesia Masih di Atas Investment Grade
Hal itu diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses berbagai layanan pemerintah.
Pertemuan Jokowi dengan Blair membicarakan rencana-rencana investasi itu berselang sehari setelah presiden bertemu CEO Apple Tim Cook.
Pertemuan itu juga membahas rencana pengembangan investasi Apple di Indonesia.
Setelah bertemu presiden di Istana Merdeka, Tim Cook berkunjung ke kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menemui Menhan Prabowo Subianto.
Pertemuan antara Tim Cook dan Prabowo sekaligus menyambung komunikasi yang dilakukan melalui surat.
Pada 21 Maret, Tim sempat mengirimkan surat untuk Prabowo. Selain menyampaikan selamat kepada Prabowo
dan menginformasikan rencana kunjungan ke Indonesia, dia menyinggung soal potensi kerja sama Apple dengan pemerintah Indonesia.
”Saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda seiring dengan upaya Apple yang terus berinvestasi dalam ekosistem teknologi Indonesia,” kata Tim dalam surat tersebut.
Prabowo mengucapkan terima kasih atas kunjungan Tim ke Indonesia. Dia pun melempar tawaran kepada Tim untuk meluangkan waktu dengan makan malam bersama di lain kesempatan.
”Itu (ajakan makan malam, Red) akan sangat menyenangkan. Terima kasih,” respons Tim.
Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai, masuknya investasi dari perusahaan teknologi besar global menjadi salah satu tujuan Indonesia untuk bisa dipercaya sebagai negara tujuan investasi untuk produk high tech.
”Jadi sangat wajar Indonesia mengejar investasi langsung dari Apple, Microsoft, dan Nvidia untuk menarik investor lainnya guna masuk ke Indonesia. Istilahnya adalah ’’penglaris’’ jualan investasi di dalam negeri,” ujar Huda.
Menurut dia, jika perusahaan-perusahaan tersebut saja percaya terhadap Indonesia, maka akan lebih mudah menarik perusahaan lainnya, mulai dari low tech hingga high tech producer.