Yang kedua tentunya, petugas jaga di sekitar lokasi.
Selepas hari raya, tingkat keramaian pengunjung di kandang rusa kantor bupati memang lebih meningkat dibanding waktu normal.
Selama ini, pengunjung dapat dengan mudah memberi apa saja makanan langsung ke mulut rusa dengan pembatas pagar besi tanpa mendapat pengawasan lebih.
Bagi pengunjung yang tertib, setidaknya mereka tak akan membuang sampah sembarang sisa makanan yang sudah diberikan kepada rusa.
BACA JUGA:Nilai Ekspor Bengkulu Naik 5,93 Persen, Ini Komoditas Paling Mempengaruhi
Bagi yang tidak, sudah barang tentu sisa-sisa plastik, bungkus makanan tinggal menunggu waktu saja akan berterbangan masuk ke dalam kandang.
Akan lebih parah jika kemudian ada pengunjung yang memang sengaja memberi makan dari sisa bungkus makanan, mungkin karena iseng ataupun karena ketidaktahuan mereka.
Jika memang benar, berbagai indikasi di atas mestinya dapat diatasi dengan peningkatan pengawasan dari petugas jaga.
Hal ini tak bisa dianggap sepele. Sebab, kematian rusa di kandang kantor bupati ini bukanlah kali pertama terjadi.
BACA JUGA:PT Taspen dan PA Buka Pelayanan di MPP Curup, Urus Perizinan dan Administrasi Semakin Dipermudah
Dari yang tercatat saja, matinya rusa di kantor bupati Kepahiang sempat terjadi pada 2018 dan 2021 lalu.
Bukan tak mungkin masih ada kematian-kematian rusa lainnya, yang tak diketahui publik.
Mengenai hal ini, Kadis Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kepahiang Rudi Andi Sihaloho, ST selaku pihak yang bertangungjawab terhadap keberlanjutan hidup rusa di kantor bupati menyampaikan sudah berkoordinasi dengan pihak terkait guna memastikan kematian rusa.
Ia meyakinkan, selama ini dari sisi perawatan rusa di kantor bupati dilakukan sesuai prosedur.
BACA JUGA:DAK Fisik Belum Bisa Direalisasikan, Tunggu Juklak dan Juknis Pemerintah Pusat
Untuk mengetahui penyebab pasti kematian rusa, pihaknya masih menunggu hasil resmi dari dokter hewan yang telah diturunkan.