Setelah belum lama dirawat, Alm pun harus di rujuk ke RSUD M Jamil Padang agar bisa mendapatkan penanganan medis lanjutan.
BACA JUGA:Tempo 4 Bulan, 231 Warga Mukomuko Positif DBD
BACA JUGA:Kementerian PUPR Hibah Rangka Jembatan Untuk Lubuk Selandak
Maka dari itu hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti korban ini meninggal dunia karena DBD atau tidak.
“Untuk diagnosa awal almarhum sakit DBD. Sedangkan untuk diagnosa lain, termasuk diagnosa dari Rumah Sakit M. Jamil Padang,
Sumatera Barat kami belum mendapatakn informasi lebih jauh.
Yang pastinya ketika pasien itu dirawat di RSUD Mukomuko ada hasil diagnosa awalnya DBD,” kata Syafri Taher.
Berdasarkan catatan, hingga kemarin 21 April 2024 sudah ada tiga penderita DBD yang meninggal dunia.
BACA JUGA:Penyaluran KUR Lebih Selektif, Pinjaman Terkecil Rp100 Juta
BACA JUGA:Dugaan Korupsi BUMDes, Sekda Diperiksa, Akan Dilimpahkan ke Pidsus
Dua penderita DBD yang meninggal dunia sebelumnya, atas nama Karmilah (51) warga Kecamatan Selagan Raya dan bayi berusia 11 bulan bernama Kaisan Gilbi Giffani, warga Wonosobo.
Kemudian apakah Alm ini tergolong penambahan penderita DBD yang meninggal dunia masih belum bisa dipastikan.
“Kalau kemungkinan DBD mulai mengkhawatirkan bisa jadi, soalnya tidak hanya di Mukomuko hampir di setiap daerah saat ini terjadi lonjakan khasus serangan DBD,” ujarnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, sebanyak 227 kasus DBD telah terjadi di Mukomuko selama periode Januari hingga Maret 2024.
Ratusan orang pasien DBD terdiri sebanyak 103 orang laki-laki dan 134 perempuan.
Kemudian dari 227 pasien DBD, dua pasien DBD di wilayah kerja Puskesmas Kota Mukomuko dan Puskesmas Bukit Mulya meninggal dunia.