Akibatnya, harga beras di Kaur melambung tinggi. Stok beras milik para petani di Kaur habis.
Penjual beras harus mengambil beras dari luar Kabupaten Kaur yang harga jauh lebih mahal.
"Dengan upaya ini, mudah-mudahan dapat mengatasi harga beras yang melambung tinggi seperti tahun lalu," ujarnya.
Selain pembagian mesin pompa air, Dinas Pertanian lebih menyarankan petani untuk menanam jenis padi gogoh.
Padi ini memiliki presentase hidup yang lebih tinggi. Bisa hidup baik di lahan yang basah maupun lahan kering.
Juga ketika sudah masuk musim kemarau nanti, petani disarankan untuk menanam jagung memanfaatkan lahan yang sudah mulai mengering.
Kemudian para petani di Kaur saat ini juga diminta untuk terus melakukan proses tanam padi karena masih musim penghujan.
"Banyak sekali upaya yang kita lakukan. Langkah ini harus dilakukan petani di Kaur karena hampir 100 persen sawah di Kaur merupakan tadah hujan," jelas Kastilon.
Dibagian Kastilon menyampaikan, kuota pupuk subsidi yang diterima Kabupaten Kaur tahun 2024 ini mengalami pengurangan sebanyak 1.622 ton dibandingkan tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Harga Biji Kopi Tembus Rp52 Ribu Per Kg, Ini Faktor Penyebab Harga Biji Kopi Mahal
Pupuk subsidi yang mengalami pengurangan ini jenis Urea dan NPK.
"Kaur hanya kebagian Urea sebanyak 4.736 ton, padahal tahun 2021 lalu sebanyak 5.900 ton. Sedangkan NPK tahun ini hanya 5.514 ton dan tahun lalu sebanyak 5.972 ton," terang Kastilon.
Dia mengungkapkan setelah dilakukan penghitungan presentase, pengurangan kuota pupuk bersubsidi di Kabupaten Kaur mencapai 19,72 persen atau 1.622 ton.
Pengurangan ini cukup signifikan. Padahal para petani saat ini mulai masuk musim tanam dan sangat membutuhkan pupuk tersebut.
"Kuota pupuk yang dikurangi ini yakni jenis Urea berkurang 1.164 ton dan NPK 458 ton,” ungkap Kastilon.
Turunnya kuota pupuk untuk Kabupaten Kaur di tahun ini Kastilon tidak dapat menyebutkan alasan pastinya.