Mufti mengungkapkan, strategi diversifikasi bisnis TBS telah membuahkan hasil yang positif. Dari sektor pembangkit listrik, TBS telah mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 25,53 persen (yoy) mencapai USD 59,17 juta atau setara Rp958,55 miliar.
BACA JUGA:Tips Rawat Kendaraan Pasca Mudik Libur Lebaran ala Daihatsu
BACA JUGA:Aksesoris Suzuki Jimny 5-Door, Fungsional untuk Berbagai Aktivitas Petualang
Kontribusi dari segmen ini sangat penting dalam menstabilkan kondisi keuangan Perseroan di tengah fluktuasi harga batubara.
Sementara itu, pendapatan dari penyewaan kendaraan listrik meningkat signifikan sebesar 189,2 persen menjadi USD 217,99 ribu atau setara Rp 3,53 miliar dan bisnis pengelolaan limbah menghasilkan pendapatan sebesar USD 3,18 juta atau setara Rp 515,16 miliar pada tahun 2023.
"Alokasi laba bersih ini juga untuk mendukung diversifikasi bisnis perseroan, termasuk investasi di sektor ketenagalistrikan yang berfokus pada energi baru dan terbarukan, kendaraan listrik, dan pengelolaan limbah," ungkapnya.
Di saat yang bersamaan, SVP Corporate Strategy & Investor Relations TBS Nafi Sentausa menyampaikan optimisme terhadap prospek perseroan pada 2024, mengacu pada hasil positif dari akuisisi dan ekspansi bisnis baru yang mulai terlihat di awal tahun.
"Dari sektor pengelolaan limbah, akuisisi AMES yang menguasai 75 persen pangsa pasar limbah medis di Singapura, dan ARAH dengan kapasitas pengolahan lebih dari 38 ton sampah per hari, hingga peluncuran motor Electrum H5 dan pengembangan proyek Mini Hidro di Lampung serta PLTS Waduk Tembesi, memberikan kami kepercayaan untuk menatap tahun 2024 dengan optimisme tinggi," pungkas Nafi.