"Hilangkan hubungan keluarga dan semacamnya dalam menentukan penerima BLT DD, karena alasan tersebut tidak sesuai dengan kriteria penerima. Maka dari itu Pemdes kami minta berhati-hati dalam menentukan KPM. Ketimbang harus mengembalikan anggaran yang disalurkan,"tegasnya.
Lanjutnya, penetapan penerima BLT DD yang tidak sesuai aturan ini dapat menciptakan polemik sosial di tengah masyarakat, yang harus di hindari.
Selain itu juga jangan sampai penyaluran BLT DD ini hanya berorientasi pada serapan anggaran, terlaksana dan tidak terlaksana.
Sehingga karena memang tidak ada keluarga yang tidak mampu sesuai target penerima. Maka Pemdes memasukan data KPM berasal dari keluarga mampu.
“Upayakan semua sesuai dengan kondisi dilapangan. Dalam menentukan calon penerima BLT DD. Jangan sampai terkesan hanya untuk mengabiskan anggaran saja. Jika memang sedikit warga miskin silahkan sampaikan apa adanya,”tegasnya.
BACA JUGA:7 Desa di Kaur Belum Cairkan Dana Desa, Ternyata Ini Kendalanya!
Selain itu, berkaitan dengan program ketahanan pangan, yang dikucurkan melalui Dana Desa (DD) oleh pemerintah pusat ke desa-desa.
Memiliki tujuan untuk terwujudnya kedaulatan pangan masyarakat melalui ketersediaan produksi dan cadangan pangan.
Sehingga sangat jelas program tersebut bukan hibah.
Yang memiliki sifat bergulir dan bukan program untuk perseorangan maupun kelompok, baik itu program ketahanan pangan nabati maupun hewani.
BACA JUGA:Rp 100 Miliar Dana Desa dan ADD Bengkulu Selatan Disalurkan ke 142 Desa
“Pemdes harusnya jalankan program ketahanan tepat sasaran, sebab program ketahanan pangan ini bukan program hibah. Dicontohkannya desa membeli sapi, Jika berkembang, anak dari hewan ternak itu harus digulirkan kepada warga atau kelompok yang belum dapat. Bukan malah dikuasai oleh oknum tertentu saja,”terangnya.
Ia juga menyampaikan untuk mensukseskan program ketahanan pangan DD.
Pemdes juga harus melibatkan petugas dari dinas terkait.
Seperti petugas bidang pertanian dan kesehatan hewan. Karena petugas inilah yang lebih mengetahui dan paham.
Mana program ketahanan pangan yang benar-benar bisa memiliki manfaat dalam jangka panjang bukan menjadi barang habis pakai.