Pabrik Feronikel Haltim yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara akan memiliki kapasitas produksi sebesar 13.500 Ton Nikel dalam Feronikel (TNi) per tahun.
BACA JUGA:Fasilitasi Keluhan Pedagang, Tahun Ini 2 Pasar di Rejang Lebong Direhab
BACA JUGA:Maksimalkan Hasil MT-2 Sebelum Prioritaskan Program Cetak Sawah Baru
Nantinya, setelah beroperasi secara penuh, Pabrik Feronikel Haltim akan mendukung produksi feronikel dari Pabrik Feronikel Kolaka di Sulawesi Tenggara yang berkapasitas 27.000 TNi per tahun, sehingga ANTAM akan memiliki portofolio kapasitas produksi feronikel terpasang sebesar 40.500 TNi per tahun.
Di sisi lain, Dewa menyebut Antam juga senantiasa mencari alternatif pengembangan komoditas nikel lainnya seiring dengan koreksi harga komoditas feronikel, guna meningkatkan daya saing usaha.
Proyek EV Battery. Pada Proyek EV Battery, penyelesaian rangkaian transaksi kerja sama antara dengan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) merupakan wujud pengembangan usaha ANTAM melalui hilirisasi mineral nikel yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Transaksi tersebut akan menjadi landasan penting bagi pengembangan ekosistem EV Battery di Indonesia.
Per akhir Desember 2023, ANTAM berhasil menyelesaikan serangkaian transaksi terkait hilirisasi mineral nikel terintegrasi di Indonesia dengan CBL melalui anak perusahaannya HongKong CBL Limited (HKCBL).
"Keterlibatan ANTAM dalam proyek ini juga merupakan salah satu bentuk pengembangan bisnis Perusahaan melalui hilirisasi mineral nikel," paparnya.
Di sisi lain sebagai dukungan ANTAM dalam mencapai net zero emission pada tahun 2060 yang diinisiasi pemerintah.
“Selain terus melakukan ekspansi pengembangan usaha di seluruh lini bisnis perusahaan, ANTAM juga secara konsisten terus melakukan berbagai upaya keberlanjutan sebagai salah satu upaya untuk mendukung praktik ESG yang baik di Indonesia,” pungkas Dewa.