KORANRB.ID – Industri makanan dan minuman (mamin) berupaya untuk menjaga laju pertumbuhan.
Oleh karena itu, PT Surya Pratista Hutama (Suprama) memperluas jaringan pasar, terutama di wilayah Indonesia Timur.
Chief Operations Officer (COO) PT Suprama, Tjun Sulestio mengatakan, perseroan masih mencatat pertumbuhan kinerja tahun lalu meskipun dihadapkan dengan banyak tantangan. Penjualan berhasil tumbuh double digit.
’’Salah satu faktor pendukung konsumsi pasar domestik,’’ ujarnya di Sidoarjo, Jatim, Selasa 7 Mei 2024.
BACA JUGA:Antisipasi Cuaca Panas saat Haji, Kemenag Lakukan Langkah Ini
Dia mengatakan, produk mi kering sendiri masih laku di pasaran. Terutama untuk pasar ritel, baik pasar tradisional maupun modern.
Saat ini pihaknya mulai menyasar pasar hotel, restoran, dan cafe (horeca).
’’Kontribusi horeca masih sekitar 5 persen,” tuturnya.
Tantangan industri mi, lanjut Tjun Sulestio, salah satunya adalah bahan baku.
Mereka butuh tepung gandum untuk memproduksi mi telur dan pati jagung guna membuat bihun.
BACA JUGA:Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Kembali Dibuka, Dimulai Mei hingga Juni 2024
Keduanya harus didatangkan dari luar negeri.
Apalagi, pemasok gandum, yakni Ukraina dan Rusia, masih terlibat konflik geopolitik.
“Kami terus awasi bagaimana dampaknya terhadap kinerja kami. Tapi, kami rasa hingga saat ini masih bisa bertahan,” jelasnya.
Strategi untuk bisa memenuhi target adalah dengan memperluas jaringan pasar.