KORANRB.ID – Sejak 2018 lalu memiliki berbagai mesin senilai Rp2,7 miliar ditambah bangunan Rp412 juta, hingga kini rencana pabrik minyak goreong mini di Desa Marga Sakti Sebelat belum bisa beroperasi.
Mesin pengolahan Crude Palm Oil menjadi minyak goreng yang dikelola oleh desa tersebut masih kekurangan sumberdaya.
Baik itu tambahan mesin yang dibutuhkan untuk memproduksi minyak goreng hingga perlengkapan penunjang lainnya mulai dari hulu hingga hilir produksi.
Termasuk mesin pengemasan dan penyaluran hasil produksi tentunya.
BACA JUGA:Honda Jazz New Kembali Penuhi Pasar Tanah Air, Hadir dengan Penampilan Lebih Elegan
BACA JUGA:Buruan! Pegadaian Buka Tabungan Emas, Bisa Mulai Dari 0,01 Gram
Selain itu peningkatan sumberdaya sehingga benar-benar siap melaksanakan kegiatan dengan aset miliaran tersebut juga tidak sembarangan.
Sehingga meskipun sudah dilakukan pelatihan, namun membutuhkan waktu lebih panjang lagi agar semua tahapan produksi benar-benar bisa diketahui oleh pengelola BUMDes Marga Sakti tersebut nantinya.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Taufiq Hidayat menerangkan kendala belum mulai operasinya BUMDes dengan usaha pabrik minyak goreng mini tersebut karena kendala modal.
Saat ini ada peluang suntikan dana lagi yang diterima oleh BUMDes agar bisa beroperasi.
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Menguat, Bank Indonesia Bakal Tahan BI Rate
BACA JUGA:Industri Alkes RI dan Turki Jalin Kerja Sama, Pacu Industri Alkes Berdaya Saing Global
“Kita tengah melakukan menjajakan terkait potensi masuknya investasi senilai Rp 5 sampai Rp 10 Miliar,” terangnya.
Investasi atau suntikan dana tersebut saat ini berpeluang datang dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara atau KPPN.
BUMDes Marga Sakti sebelumnya sudah mengajukan proposal bantuan investasi dengan rincian kebutuhan BUMDes hingga bisa beroperasi memproduksi minyak goreng.