KORANRB.ID - Di tengah isu kelangkaan pupuk bersubsidi saat ini, petani di Provinsi Bengkulu diingatkan lebih teliti saat membeli pupuk kimia yang banyak beredar di pasaran.
Jangan sampai petani terkecoh mengingat keberadaan dan peredaran pupuk palsu yang belakangan terindikasi semakin menjamur.
''Jika pupuk palsu itu sampai terpakai untuk tanaman, jelas akan sangat merugikan petani,'' ujar Penyuluh Pertanian, BPSIP Bengkulu, Ir. Sri Suryani M Rambe, M.Agr dalam kegiatan sosialisasi bertema 'Mengenali Pupuk Kimia Asli atau Tiruan', Kamis, 16 Mei 2024.
Soalnya unsur hara yang terkandung di dalam pupuk palsu, sangat berpotensi tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga bisa merusak pertumbuhan tanaman.
BACA JUGA:Penghargaan Perempuan Bengkulu Bidang Pendidikan, Hari Kesatuan Gerak PKK Ke-52 Tahun
BACA JUGA:Tahun Ini, 39 Persen Pekerja di Bengkulu Ditarget Dapat Jamsostek
Diakuinya, jenis pupuk kimia memang memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan jenis pupuk organik, seperti kompos dan pupuk kandang.
Perubahan yang dihasilkan dari penggunaan pupuk kimia sesuai pengalaman para petani, rata-rata lebih cepat dibandingkan pupuk organik sehingga petani lebih cenderung memilihnya.
''Namun bukan berarti pupuk organik tidak memiliki kelebihan, justru dengan kondisi seperti ini lebih baik petani menggunakan pupuk kompos atau pupuk kandang,'' terang Sri.
Soalnya harga pupuk kimia non subsidi yang dijual di kios-kios pupuk cukup mahal sehingga tidak semua petani bisa menjangkaunya.
BACA JUGA:Tahun Ini, 39 Persen Pekerja di Bengkulu Ditarget Dapat Jamsostek
BACA JUGA:TPG Triwulan I Tunggu Surat Perintah Pencairan Dana, Begini Penjelasannya
Senada disampaikan Tri Novita Wulandari, S. Tr.P, juga penyuluh pertanian di BSIP Bengkulu yang mengatakan agar tidak terkecoh petani harus mengetahui seperti apa ciri pupuk yang asli dan palsu.
Dijelaskannya, ciri-ciri pupuk asli memiliki kemasan yang rapi serta logo yang jelas baik untuk nama produk, produsen ataupun izin edarnya.
''Selain itu, bau dari sifat keasamannya yang tinggi lebih menyengat serta memiliki butiran pupuk yang warna dan ukurannya seragam,'' tukas Novita.