"Pelayanan yang maksimal, harus diberikan untuk masyarakat karena kesehatan itu adalah salah satu kunci dari kemajuan suatu daerah," sampai Yasman.
Ditambahkannya, dimana dalam upaya mencegah dan menanggulangi penyakit menular serta penyakit tidak menular, diperlukan adanya kerja sama dan kerja keras untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
Sebab sosialisasi menurutnya sangat penting dilakukan, agar masyarakat mengetahui apa saja penyakit menular dan tidak menular serta upaya untuk mencegahnya.
“Masyarakat harus diberikan sosialisasi tentang program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat,” terangnya.
BACA JUGA:Capai 88 Kasus, Gerak Massal Cegah DBD di Bengkulu Tengah
Sebelumnya Yasman menerangkan, saat ini ketersediaan obat di beberapa Puskesmas di Kabupaten Kaur memang sangat terbatas karena anggaran yang sangat minim.
Dimana untuk tahun ini, Dinkes Kaur hanya mendapatkan sekitar Rp 900 juta untuk pengadaan obat.
Padahal dengan jumlah 16 Puskesmas, paling tidak anggaran ideal untuk pengadaan obat tersebut harus miliaran rupiah.
"Anggaran kita untuk pengadaan obat-obatan ini sangat minim sekali, harga obat tiap tahunnya selalu naik.
BACA JUGA:Khofifah-Emil Dapat Dukungan Golkar Maju di Pilkada Jatim
Dengan anggaran hanya seperti wajar saja kalau beberapa obat tidak tersedia," ungkap Yasman.
Kendati demikian, pihak Dinkes kedepannya tetap akan mengusahakan pengadaan obat tersebut di pembahasan APBDP mendatang.
Terutama yang akan menjadi prioritas adalah, pengadaan obat di setiap Puskesmas.
"Sebagai antisipasi, kita akan usahakan di APBD mendatang.
BACA JUGA:Turunkan Kadar Kolesterol Jahat, Ini 5 Manfaat Kulit Manggis bagi Kesehatan
Mudah-mudahan bisa diakomodir dan bisa ditambahkan sesegera mungkin menambah obat-obatan di Puskesmas," sampai Yasman.