Pilih pejantan dari garis keturunan yang dikenal memiliki kualitas unggul dalam produksi susu, daging atau tujuan lainnya sesuai dengan kebutuhan peternakan.
Pastikan calon pacek berasal dari indukan dan pejantan yang memiliki rekam jejak produksi yang baik.
Untuk kambing perah, cari yang berasal dari garis keturunan dengan produksi susu tinggi.
Sedangkan untuk kambing pedaging, cari yang dari garis keturunan dengan kualitas daging yang baik.
4. Sifat dan Perilaku
Calon pacek harus memiliki temperamen yang baik, tidak agresif atau terlalu penakut.
Kambing dengan temperamen tenang lebih mudah ditangani dan lebih cocok untuk pembiakan.
Amati juga interaksi sosial kambing jantan yang akan dijadikan calon pacek dengan kambing lainnya.
Kambing jantan yang terlalu dominan atau terlalu pasif mungkin memiliki masalah dalam kawin.
5. Usia yang Tepat
Pilih pejantan yang berada dalam usia produktif untuk reproduksi.
Biasanya, kambing pejantan mulai siap digunakan untuk pacek pada usia 1,5 tahun atau 2 tahun.
Kambing jantan itu terus bisa dijadikan pacek hingga usia 6 sampai 7 tahun, tergantung pada kondisi kesehatannya.
6. Kondisi Kesehatan
Pastikan kambing jantan bebas dari penyakit menular seperti Brucellosis, Johne’s disease atau penyakit kelamin lainnya.
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan tes ke laboratorium.