KORANRB.ID - Masih banyak yang salah mengira bahwa stunting merupakan faktor keturunan, padahal dari berbagai hasil riset dan penelitian, stunting dapat dicegah jika penangan dan pola hidup ibu dan bayi benar.
Ini penyebab dan cara mencegahnya.
Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan yang terhambat sehingga tinggi badannya lebih rendah dari standar tinggi badan untuk usianya.
Ini merupakan indikator malnutrisi kronis dan sering kali terkait dengan lingkungan yang tidak sehat dan kurangnya asupan gizi yang cukup dalam jangka waktu yang lama.
Stunting lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan gaya hidup daripada faktor keturunan (genetik).
Meskipun faktor genetik dapat mempengaruhi tinggi badan seseorang, kondisi stunting umumnya disebabkan oleh kekurangan gizi dan kondisi kesehatan yang buruk selama masa pertumbuhan awal.
BACA JUGA:Air Rebusan Jagung Bisa Membuat Terhindar Dari Kanker, Ini Buktinya
Anak-anak dari keluarga dengan riwayat stunting mungkin lebih rentan terhadap malnutrisi, tetapi dengan asupan gizi yang cukup dan lingkungan yang sehat, mereka tetap dapat mencapai pertumbuhan yang optimal.
Adapun hal hal penyebab stunting yakni adanya Malnutrisi Kronis, yaitu kurangnya asupan nutrisi yang cukup, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupan (dari kehamilan hingga usia 2 tahun).
Penyakit infeksi seperti diare, malaria, dan infeksi saluran pernapasan yang sering terjadi juga dapat mengganggu penyerapan nutrisi, sehingga memicu stunting.
Tidak memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, pemberian makanan pendamping ASI yang juga tidak memadai.
Faktor lainnya seperti kemiskinan, sehingga mengalami kesulitan dalam menyediakan makanan bergizi.
BACA JUGA:Bukan Cuma Arab, 3 Orang Kaya Indonesia Ini jadi Pemilik Klub Eropa, 2 Masuk Liga Utama
Serta kurangnya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan anak di kalangan orang tua dapat juha berpengaruh terhadap praktik pemberian makan yang tidak tepat.
Dampak dari adanya stunting cukup beragam, anak terkena stunting lebih rentan terhadap penyakit, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan berisiko tinggi mengalami kondisi kesehatan yang buruk di masa dewasa.
Stunting juga dapat mempengaruhi perkembangan otak, menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan kognitif dan kemampuan belajar.
Untuk mencegah stunting pun sebenarnya tidak terlalu sulit. Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan dengan makanan pendamping yang bergizi hingga usia 2 tahun atau lebih.
Pastikan juga ibu hamil dan menyusui mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan janin dan bayi.
BACA JUGA:Jangan Goreng Sayuran Ini, Dampaknya Sangat Bahaya
Kemudian lakukan juga imunisasi rutin dan pengobatan segera terhadap penyakit infeksi pada anak.
Perlunya dukungan dari pemerintah setempat untuk merealisasikan program yang fokus pada pencegahan stunting, seperti pemberian suplemen gizi, program pemberian makanan tambahan, dan kampanye kesadaran masyarakat. (*)