E-commerce menyediakan beragam pilihan dari berbagai brand, baik lokal maupun internasional, dengan harga yang kompetitif dan kemudahan pengiriman.
Selain itu, dunia fashion bergerak dengan cepat dan preferensi konsumen pun berubah. Distro yang tidak mampu mengikuti tren ini atau memperbarui koleksi mereka dengan cepat sering kali ditinggalkan oleh konsumen.
Ditambah lagi konsumen sekarang memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap kualitas produk dan layanan.
Mereka lebih selektif dalam memilih produk, mengutamakan kenyamanan dan reputasi brand.
BACA JUGA:Edukasi Kripto untuk Kalangan Muda di Indonesia
Kemudian kondisi ekonomi yang tidak stabil dapat mempengaruhi daya beli konsumen.
Ketika daya beli menurun, konsumen cenderung mengutamakan kebutuhan pokok dibandingkan fashion.
Ditambah dengan pandemi yang memperburuk situasi dengan penurunan drastis dalam aktivitas belanja fisik dan perubahan prioritas konsumen yang lebih mengutamakan produk esensial.
Yang akhirnya banyak distro yang kekurangan modal untuk berinovasi dan mengembangkan bisnis mereka, baik dari segi desain produk maupun strategi pemasaran.
Selain itu juga kurangnya adaptasi terhadap teknologi digital, seperti kehadiran online yang kuat dan strategi pemasaran digital, membuat banyak distro tertinggal dari pesaing yang lebih modern.
Bagaimana upaya yang harus dilakukan agar distro tetap bertahan?
Banyak distro mulai merambah ke platform online untuk menjangkau konsumen yang lebih luas.
BACA JUGA:4 Kabupaten Usul Pembangun Jalan Sentra Produksi dan Jalan Usaha Tani ke DTPHP Bengkulu
Kehadiran di media sosial dan e-commerce menjadi penting untuk bertahan di pasar yang kompetitif.
Kerja sama dengan seniman lokal, musisi, dan influencer dapat membantu meningkatkan visibilitas dan daya tarik produk distro.
Membangun komunitas yang kuat di sekitar brand juga dapat menciptakan loyalitas pelanggan.