ARGA MAKMUR, KORANRB.ID – Mulai 20 November mendatang, sebanyak 2.297 peserta tes PPPK Bengkulu Utara mulai mengikuti Computer Assisted Test (CAT). Masing-masing formasi atau jabatan memiliki passing grade atau nilai ambang batas yang berbeda-beda.
Nilai passing grade kompetensi teknis, Nilai kompetensi manajerial dan sosial kultural dan nilai wawancara.
Dari passing grade tersebut, nilai kompetensi teknis adalah nilai tertinggi yang harus dicapai.
Setiap nilai harus memenuhi standar nilai terendah yang hasilnya dijumlahkan untuk dilakukan perengkingan dengan peserta lain.
Nilai passing grade tertinggi adalah 450 untuk seleksi kompetensi teknis dengan 450 poin. Seleksi kompetensi manajerial dan sosio kultural sebesar 180 poin dan nilai kompetensi wawancara sebanyak 40 poin.
BACA JUGA:Jalan Lintas Selolong Hampir Putus, Abrasi Semakin Parah
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BK-PSDM) Dra. Syarifah Inayati menerangkan, ada perbedaan nilai ambang batas atau passing grade untuk formasi guru dan non guru.
Untuk guru, passing grade kompetensi manajerial minimal 117 poin, dan sosio kultural 117 poin dan wawancara 24 poin.
“Sedangkan untuk formasi guru, passing grade untuk kompetensi teknis sesuai dengan pilihan mata pelajaran masing-masing,” terangnya.
Passing grade tersebut juga berlaku bagi tenaga kesehatan. Kecuali passing grade untuk seleksi kompetensi teknis yang juga tergantung dengan jabatan yang dipilih masing-masing
“Sehingga peserta harus benar-benar mengetahui nilai ambang batas jabatan yang dipilih masing-masing. Karena setelah selesai tes, peserta sudah mengetahui nilainya masing-masing,” terangnya.
BACA JUGA:Temuan Belanja BOS Rp 1,9 Miliar, Disdikbud: Salah Input Data
Selain itu, Ia juga meminta peserta memastikan kembali waktu tes. Pasalnya, panitia BKN tidak akan memberikan toleransi waktu keterlambatan bagi peserta.
Peserta sudah harus ada di lokasi dan menjalani strerilisasi satu jam sebelum waktu tes dimulai.
“Saat waktu tes sudah dimulai, komputer sudah tidak bisa dibuka kembali. Sehingga peserta harus datang lebih awal dan tidak ada toleransi keterlambatan,” imbuh Syarifah.