HARIANRAKYATBENGKULU.BACAKORAN.CO – Realisasi investasi terus bertambah. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan, sepanjang Januari–September 2023, penanaman modal di tanah air mencapai Rp 1.053 triliun. Jumlah itu setara dengan 75,2 persen dari target investasi tahun ini yang diberikan Presiden Jokowi sebesar Rp 1.400 triliun.
’’Sudah tercapai Rp 1.053 triliun. Tumbuh 18 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu dan capaian ini sudah mencapai 75,2 persen dari target setahun,’’ beber Bahlil di kantornya kemarin (20/10). Dari capaian tersebut, jumlah tenaga kerja Indonesia yang terserap mencapai 1.365.648 orang.
BACA JUGA:Tips Aman Berkendara Bersama Anak
Bahlil memerinci, penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp 559,6 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 493,5 triliun. ’’Secara year-on-year (YoY) pertumbuhan PMDN sebesar 19,5 persen. Sementara, PMA terkerek 16,7 persen YoY. Jadi, pertumbuhannya lebih besar PMDN,’’ jelas dia.
Dari segi wilayah, investasi di luar Jawa mencapai Rp 545,8 triliun dan di Jawa sebesar Rp 507,3 triliun. ’’Hal itu mencerminkan pemerataan ekonomi yang tidak hanya terpusat di Jawa, tapi bisa merata ke wilayah lainnya,’’ ujarnya.
BACA JUGA:Gunakan DD, Pemkab Minta Desa Kelola Sampah Mandiri
Bahlil menjelaskan, jika dilihat dari sektornya, lima besar sektor dari realisasi, antara lain, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya (Rp 146 triliun). Kemudian, transportasi, gudang, dan telekomunikasi (Rp 120 triliun); pertambangan (Rp 113,3 triliun); perumahan, kawasan industri, dan perkantoran (Rp 83,7 triliun); serta industri kimia dan farmasi (Rp 76,8 triliun). ’’Ini semua memang sedang kita kembangkan lagi,’’ katanya.
Dilihat dari negara asalnya, lima besar negara asal PMA adalah Singapura (USD 12,1 miliar); Tiongkok (USD 5,6 miliar); Hongkong dan Taiwan (USD 5,2 miliar); Jepang (USD 3,3 miliar); serta Amerika Serikat alias AS (USD 2,4 miliar). ’’AS ini Freeport dan lain-lain. Data realisasi investasi di luar sektor hulu migas, di luar sektor keuangan, dan UMKM,’’ jelas mantan Ketum Hipmi tersebut.
BACA JUGA:Rusak Berat, Warga Desak Jembatan Segera Diperbaiki
Bahlil menekankan, hilirisasi bukan melulu pada sektor mineral. Namun, ada juga sektor pertanian, kehutanan, minyak dan gas, serta ekosistem kendaraan listrik.
Menurut dia, hilirisasi adalah satu kunci dalam tujuan Indonesia Emas 2045. Bahlil berharap presiden terpilih selanjutnya bisa melanjutkan program hilirisasi yang digagas sejak pemerintahan Presiden Jokowi.
BACA JUGA:Pengerjaan Proyek Jalan Inpres Dikeluhkan
Jika program hilirisasi tidak berlanjut, lanjut dia, itu adalah sebuah kemunduran. Bahlil menganalogikan Indonesia yang akan kembali ke zaman penjajahan saat Belanda mengeruk hasil sumber daya alam Indonesia.
’’Kalau ada pihak lain yang tidak ingin dilanjutkan, ini sama dengan kembali ke zaman penjajahan. Dulu zaman Belanda itu kenapa kita dikendalikan VOC? Karena (mereka) hanya mengambil bahan baku, kemudian diekspor,’’ tegasnya.(dee/c14/dio)