KEPAHIANG, KORANRB.ID - Memasuki awal Juni, kabar baik tetap menghiasi para petani kopi khususnya di Kabupaten Kepahiang.
Bagaimana tidak, harga jual biji kopi kering tetap stabil di atas Rp60 ribuan per Kg.
Per Selasa 4 Juni 2024 ini saja misalnya, biji kopi kering dengan kualitas terbaik di tingkat pengepul besar tetap dibanderol hingga Rp65 ribu per Kg.
Jenis biji kopi tersebut adalah yang memiliki kadar air maksimal 18 persen, tidak banyak kulit dan pada biji tak banyak hitam.
BACA JUGA:2 Minggu Operasi Musang Nala, Polresta Bengkulu Ringkus 23 Tersangka Kejahatan
edangkan jenis biji kopi asalan, yang banyak dimiliki para petani kopi di Kabupaten Kepahiang harganya juga relatif tinggi dan cenderung stabil di kisaran harga jual antara Rp58 ribu hingga Rp60 ribu per Kg nya.
Ini pastinya akan jadi kabar baik bagi petani kopi di Kabupaten Kepahiang. Apalagi pada dua pekan sebelumnya, harga jual kopi sempat bergerak turun hingga di bawah Rp60 ribu untuk jenis kopi kualitas terbaik.
Kondisi tersebut disikapi petani dengan perasaan gembira. Namun, di sisi lain meroketnya harga jual menjadi tantangan tersendiri bagi petani.
Hal ini tak lain lantaran makin tingginya angka pencurian biji kopi. Tak hanya pencurian langsung di batang, pada beberapa kejadian pelaku pencurian belakangan ini kian nekat melakukan aksi pencurian di lokasi penjemuran.
Polres Kepahiang, beberapa waktu lalu telah mengungkap kasus pencurian biji kopi yang semakin meresahkan belakangan ini.
Diketahui, pelaku menyasar biji kopi merah di batang dengan menjualnya langsung ke pengepul di tingkat desa.
BACA JUGA:Marak Pencurian Kopi Membuat Warga Resah
"Kami selaku petani kopi pastinya bersyukur dengan harga jual saat ini. Jerih payah setahun berkebun, langsung terbayar dengan harga seperti saat ini," tutur Andriansyah, salah satu petani kopi di Kecamatan Ujan Mas, Selasa 4 Mei 2024.
Di sisi lain, dirinya sama seperti petani kopi lainnya juga mesti mengeluarkan tenaga ekstra. Kondisi ini tak lain lantaran, aksi pencurian biji kopi yang semakin marak.
"Mau tak mau, kita petani kopi harus bermalam di kebun. Kalau tidak, hampir dipastikan sudah tak ada lagi buah yang akan di panen," ungkapnya.