Adapun beberapa study kasus terkait intrik politik yang terjadi di tempat kerja, diantaranya karyawan mungkin membentuk kelompok untuk memperkuat posisi mereka dan mengendalikan keputusan dalam organisasi.
BACA JUGA:Bengkulu Masuk Daftar 10 Provinsi Termiskin di Indonesia, Segini Jumlah Masyarakat Miskinnya
Kelompok ini bisa berusaha mempengaruhi manajemen atau mengisolasi rekan kerja tertentu.
Kemudian menyembunyikan informasi penting atau menyebarkan informasi palsu adalah taktik umum dalam intrik politik.
Ini bisa dilakukan untuk menjatuhkan reputasi seseorang atau untuk mengendalikan arus informasi demi keuntungan pribadi.
Selain itu, rekan kerja juga bisa dikhianati atau diisolasi secara sosial dan profesional.
Ini sering terjadi ketika seseorang dianggap sebagai ancaman bagi ambisi orang lain atau kelompok tertentu.
BACA JUGA:Penerapan Kurikulum Merdeka, Ini Kelebihan dan Kekurangan Dibanding Kurikulum K13
Kemudian juga memberikan perlakuan istimewa kepada individu tertentu berdasarkan hubungan pribadi daripada kinerja profesional adalah bentuk lain dari politik di tempat kerja.
Intrik politik di tempat kerja ini memberikan dampak signifikan terhadap pekerjaan itu sendiri, salah satunya adalah merusak moral karyawan.
Karyawan yang merasa menjadi korban intrik mungkin merasa tidak dihargai dan kehilangan motivasi untuk bekerja keras.
Akibatnya karyawan akan terpecah fokusnya pada politik internal yang akhirnya dapat mengurangi produktivitas perusahaan.
Waktu dan energi yang dihabiskan untuk politik bisa lebih baik digunakan untuk tujuan yang lebih produktif.