Sejarah domestikasi ayam juga berperan penting dalam keterbatasan terbang mereka.
BACA JUGA:Ternyata Setiap Marka Jalan Punya Arti Tersendiri, Jadi Faktor Penunjang Keselamatan Berkendara
Ayam yang kita kenal saat ini berasal dari ayam hutan merah (Gallus gallus) yang masih dapat terbang dalam jarak pendek untuk menghindari predator atau untuk mencari tempat bertengger.
Namun, sejak manusia mulai membudidayakan ayam sekitar 8.000 tahun yang lalu, seleksi buatan telah mengarahkan pada karakteristik yang berbeda.
Peternak cenderung memilih ayam yang lebih besar dan lebih gemuk karena mereka menghasilkan lebih banyak daging dan telur.
Seleksi ini menyebabkan perubahan morfologi yang membuat ayam domestik lebih berat dan lebih tidak mampu terbang dibandingkan nenek moyang liar mereka.
BACA JUGA:Pengumuman Kelulusan SD dan SMP, 3 Siswa Bengkulu Tengah Tak Lulus, Ini Rinciannya
BACA JUGA:Rugikan Member Mencapai Rp2 Miliar, Owner Arisan Terancam 4 Tahun Penjara
Proses domestikasi ini juga menyebabkan hilangnya kebutuhan untuk terbang, karena ayam domestik hidup dalam lingkungan yang aman dari predator dan tidak perlu mencari makanan sejauh yang dilakukan oleh burung liar.
Dalam lingkungan alami, burung yang mampu terbang memiliki keunggulan dalam melarikan diri dari predator dan mencari makanan.
Namun, bagi ayam domestik, kebutuhan ini telah berkurang secara signifikan. Karena manusia menyediakan makanan dan perlindungan, kemampuan terbang tidak lagi menjadi keunggulan adaptif.
Akibatnya, ayam telah berevolusi menjadi burung yang lebih terfokus pada produksi daging dan telur daripada kemampuan terbang.
BACA JUGA:Produk Tertua, Sabun Ternyata Hasil Inovasi Mesopotamia yang Mengubah Kehidupan
BACA JUGA:Ini yang Harus Dilakukan Jika Ingin Jual Handphone Bekas Dengan Harga Terbaik
Ayam biasanya hidup di lingkungan yang terbatas, seperti kandang atau peternakan, yang tidak memerlukan kemampuan terbang.