LEBONG, KORANRB.ID - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lebong sempat menerima singgungan dari BPJS Kesehatan, mengenai ketersediaan obat.
Karena, menurut Kepala BPJS Kesehatan Cabang Curup, Eka Natalina Setiani, keluhan yang paling banyak disampaikan pasien BPJS, mengenai ketersediaan obat di Fasilitas Kesehatan (Faskes) sering mengalami kekosongan.
Sehingga, pasien diminta pihak Faskes membeli obat di luar dengan tambahan biaya yang tidak sedikit.
Hal seperti ini, terang Eka, sudah sering terjadi hampir di seluruh Faskes di Lebong, tidak terkecuali di RSUD Lebong.
BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Liga Indonesia, PSSI Perintahkan Klub Lakukan Ini
Menggapai hal tersebut, Plt. Direktur RSUD Lebong, Rachman, S.KM, M.Si menjelaskan, beberapa waktu lalu, memang di RSUD Lebong sempat mengalami kekosong ketersedian obat.
Hal itu disebabkan RSUD Lebong belum membayar tunggakan pembelian obat kepada distributor.
Sehingga distributor obat sempat menghentikan penyaluran obat-obatan ke RSUD Lebong.
"Sebelumnya memang kita ada kendala di beberapa distributor obat, karena pada waktu itu kita belum membayar tunggakan 2023," jelas Rachman, Jumat, 21 Juni 2024.
BACA JUGA:Dinkes Kaur Gelar KIE Kesehatan di SMA
Lanjut Rachman, semua kendala itu sudah diselesaikan di awal 2024 lalu.
Sehingga, tahun ini dipastikan ketersediaan obat di RSUD Lebong aman dan tidak akan terjadi kekosongan seperti sebelumnya.
"Tapi semua itu sudah kita selesaikan, sehingga tahun ini kita pastikan semua obat di RSUD Lebong aman tidak akan ada kendala lagi," ujarnya.
Rachman juga memastikan, di tahun ini pelayanan di RSUD Lebong akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Universal Health Coverage Tahap 1 di Bengkulu Capai 99 Persen