Disisi lain, waktu makan seharusnya menjadi waktu yang menyenangkan dan bukan menjadi momen yang penuh tekanan bagi anak.
Pastikan suasana di meja makan santai dan penuh kebahagiaan. Hindari berdebat atau berbicara tentang hal-hal yang menegangkan saat makan.
Orang tua juga bisa mengajak anak makan bersama keluarga. Anak seringkali akan meniru kebiasaan makan orang dewasa. Jika mereka melihat orang tua dan saudara kandung menikmati makanan, mereka mungkin akan lebih termotivasi untuk makan.
Terkadang anak merasa kewalahan dengan porsi makanan yang terlalu besar. Cobalah untuk memberikan porsi kecil terlebih dahulu.
Anak dapat meminta tambahan jika mereka masih merasa lapar. Ini juga membantu anak merasa berhasil ketika mereka menghabiskan porsi kecil, meningkatkan kepercayaan diri mereka terhadap makan.
Memaksa anak untuk makan biasanya memiliki efek negatif dan dapat membuat mereka semakin malas makan.
Jangan paksa anak untuk makan jika mereka tidak ingin. Berikan mereka waktu dan jangan buat makan menjadi tugas.
Selain itu, bisa juga memberikan pujian atau penghargaan kecil ketika anak mencoba makanan baru atau menghabiskan makanannya. Ini bisa berupa stiker, pelukan, atau kata-kata pujian.
Kemudian membuat jadwal makan yang teratur dapat membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat.
Pastikan ada waktu makan yang konsisten setiap hari, termasuk sarapan, makan siang, makan malam, dan camilan.
Hal ini membantu anak mengatur rasa lapar dan tidak terlalu kenyang atau lapar di antara waktu makan.
Anak-anak cenderung lebih tertarik untuk makan jika mereka terlibat dalam proses persiapan makanan.
Ajak anak untuk membantu dalam memasak. Ini bisa berupa tugas-tugas sederhana seperti mencuci sayuran, mengaduk adonan, atau menata meja.
Biarkan anak memilih beberapa makanan yang ingin mereka makan dalam seminggu.
Dengan memberikan pilihan, anak merasa lebih berkuasa dan lebih mungkin untuk menikmati makanan mereka.
Pastikan bahwa meskipun anak makan sedikit, mereka tetap mendapatkan nutrisi yang cukup.