"Karena sekarang, rencana investasi itu kan harus terhenti dikarenakan kewajiban Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)," ucapnya.
Ia mengungkapkan, industri panas bumi terkait pembangkit listrik tersebut, materialnya belum tentu ada di Bengkulu.
Untuk itu, akhirnya pihak investor kesulitan untuk menemukan bahan yang dibutuhkan itu. Maka melalui forum investasi seperti ini, juga akan dikeluarkan regulasinya dan harus ada penyesuaian.
"Ini harus menyesuaikan ke Menko Maves, Kementerian Perindustrian, dan ESDM. Ini harus ada kebijakan dan keputusan," imbuhnya.
BACA JUGA:Masuk Lewat Dapur, Pemuda Gerayangi Tubuh Lansia, Gagal Rudapaksa Karena Korban Teriak
Selain itu juga, kemarin di acara BRIEF 2023 ini, investor asal Malaysia menandatangani MoU dengan Pemprov Bengkulu, untuk investasi pembangunan rumah sakit tersebut.
Naskah MoU kemudian diserahkan ke Gubernur Bengkulu Prof. Dr. Rohidin Mersyah, MMA.
Kedua belah pihak sudah menyepakati lokasi pembangunan RS bertaraf Internasional ini di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng).
Tepatnya di Desa Renah Semanek Kecamatan Karang Tinggi, tak jauh dari komplek perkantoran Pemkab Benteng.
BACA JUGA:Kabar Gembira, Tunjangan Profesi Guru Triwulan III Segera Cair
Gubernur Rohidin mengatakan, saat ini orang Bengkulu banyak yang berobat di Penang, Malaysia, dan daerah lainnya yang memiliki rumah sakit yang bagus.
"Jadi dia (Investor Malaysia, red) akan membangun rumah sakit dengan pendekatan ekonomi hijau. Dengan konsep seperti tempat istirahat, mereka berharap itu menjadi rumah sakit untuk rehab. Tetapi dengan pendekatan alam yang indah," jelas Rohidin.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung mengatakan melaui BRIEF yang merupakan kolaborasi Pemprov Bengkulu dan Bank Indonesia tersebut, di berbagai daerah juga melakukannya.
"Saya kira ini bagus, setiap daerah memiliki potensi yang dipromosikan untuk mengundang para investor Ini fenomena baru di Indonesia," ucapnya.
BACA JUGA:Perjuangan Pelajar di Kabupaten Seluma, Jembatan Rusak, Terpaksa Digendong Seberangi Sungai
Menurutnya, Bengkulu sering dikenal dengan Bumi Rafflesia. Tidak hanya terkenal karena keindahan alamnya, juga berbagai potensi ekonomi. Baik pariwisata dari alamnya dan dari sisi letaknya yang tentu saja sangat berpotensi untuk menjadi daerah tujuan investasi. Oleh sebab itu, penyelenggaraan BRIEF tersebut yang ketiga kalinya, menurutnya penting untuk mendorong aktivitas investasi.