Warga Perumahan Bumi Ayu Residence Kota Bengkulu Surati Developer, Desak Selesaikan 57 IMB

Jumat 26 Jul 2024 - 23:43 WIB
Reporter : Wesjer Tourindo
Editor : M. Rizki Amanda Lubis

Tak hanya persoalan IMB, seperti diberitakan RB sebelumnya, diduga kuat banyak komplek perumahan di Kota Bengkulu yang tidak dilengkapi fasilitas umum (Fasum) dan fasilitas sosial (Fasos) oleh pengembang atau developer. Baik itu perumahan subsidi hingga perumahan komersil.

BACA JUGA:Dianggarkan Setiap Tahunnya, Ini Manfaat Dana Bantuan Partai Politik

BACA JUGA:Memotret Nilai Keterbukaan Informasi Bengkulu 2024, KIP Lakukan FGD Bersama 10 Informan Ahli

Fasum berupa fasilitas taman bermain, tempat olahraga dan jalan. Sedangkan fasos yakni rumah ibadah.

Dugaan ini diperkuat dengan bertambahnya keluhan penghuni perumahan terkait dengan fasum dan fasos di perumahan mereka yang belum lengkap bahkan belum ada sama sekali.

Seperti di perumahan Dwifa Residence Kelurahan Bentiring, salah seorang pemilik rumah di komplek perumahan tersebut, Jaka Umbara mengatakan komplek perumahan mereka tidak memiliki taman bermain anak.

Kemudian fasiltas jalan yang disediakan oleh pengembang hanya jalan bebatuan.

"Di tempat kami itu tidak ada fasum anak- anak kami itu bermain di jalan gimana kalau tertabrak siapa yang mau tanggung jawab," ungkap Jaka.

Jalan yang disediakan pengembang masih berupa jalan untuk untuk operasional pekerja membangun komplek perumahan itu dahulu.

"Saat kami ajukan pembangunan fasum dan fasos ke pengembang, katanya nanti-nanti,” terang Jaka.

Sehingga warga kebingungan harus mengadu kepada siapa.

Kami khawatir seluruh tanah di komplek itu dikapling semua untuk dijual atau dibangun rumah.

"Sekarang mengadu kemana kami, mau mengadu ke pemerintah kami yakin pemerintah mengetahui hal ini namun mereka diam saja," terang Jaka.

Di tempat yang berbeda masyarakat  warga Perumahan Griya Kalimun, Kelurahan Kandang Limun, Billy Putra juga mengeluhkan hal yang sama.

Di komplek perumahan mereka fasilitas yang disediakan hanyalah jalan yang masih dikatakan belum layak.

"Tempat kami hanya jalan yang ada dan itu tidak layak. Kami berjalan seperti berjalan di pegunungan, batu semuanya," ungkap Billy.

Kategori :