Inflasi y-on-y di Provinsi Bengkulu terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks harga kelompok pengeluaran, yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,84 persen.
Kemudian, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,61 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,89 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,20 persen.
Ada juga dari, kelompok kesehatan sebesar 1,87 persen, kelompok transportasi sebesar 1,62 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,82 persen, kelompok pendidikan sebesar 1,87 persen.
Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,55 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,50 persen.
BACA JUGA:22.302 Warga Kota Bengkulu Idap Diabetes, Terbanyak Laki-laki, Ini Rinciannya
Sehingga atas angka inflasi tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), tantangan pengendalian inflasi masih cukup besar.
Oleh karena itu, Pemprov Bengkulu terus mengoptimalkan kegiatan pengendalian dengan mengutamakan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.