KORANRB.ID – Petani Kota Bengkulu tidak sedikit alih profesi lantaran 2 tahun terakhir hasil panen padi gagal alias merugi.
Selain alasan kondisi cuaca kemarau panjang, pengendalian hama juga menjadi kendala para petani yang bercocok tanam di areal Danau Dendam Tak Sudah (DDTS).
Wasimin (36) yang tinggal di Kelurahan Bentiring, sebelumnya merupakan seorang petani di area DDTS, kini ia beralih profesi menjadi pedagang.
Wasimin mengungkapkan, tidak bisa bertahan di sektor pertanian akibat kegagalan yang ia rasakan, menurutnya 2 tahun terakhir menjadi momen yang berat, tidak maksimal hasil panen yang ia dapatkan.
BACA JUGA: Bulan Ini Alsintan Bakal Disalurkan di Provinsi Bengkulu
“Dua tahun ini selalu gagal, lebih baik berdagang saja,” ungkap Wasimin.
Di tempat terpisah, Dewi Yulia (28) mengakui sudah 9 tahun menjadi petani di Jalan Danau Baru, ia mengungkapkan 2 tahun terakhir hasil panen dari sawah tidak maksimal bahkan 2023 lalu mengalami gagal total.
Lanjut Yulia, dibandingkan dengan tahun lalu, tahun ini sudah mulai membaik namun tidak sampai 100 persen hasil panen itu pulih sama seperti hasil panen 4 tahun lalu.
Menurut Yulia yang menjadi faktor kegagalan dalam 2 tahun ini merupakan musim panas yang ekstrem dan pengendalian hama yang tidak akurat.
BACA JUGA:Berikut 10 Jenis Motor Irit BBM Agar Pengeluaran Tidak Membengkak
BACA JUGA:Ini Syarat Dapat Voucher Belanja hingga Rp2 Juta Gebyar Merdeka Bank Bengkulu
“Ya karena musim panas dan banyak hama,” kata Yulia.
Sementara, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Talang Ilo Dusun Besar, Heriadi manerangkan banyak kendala yang dialami petani 2 tahun terakhir, terutama pada 2023 lalu hasil panen yang gagal total akibat kemarau ekstrem.
Namun untuk tahun ini sedikit berbeda dengan tahun lalu, karena kondisi tahun ini mulai membaik walaupun saat ini sedang kemarau, namun yang menjadi masalah untuk tahun ini bukan lagi perihal kemarau.