BACA JUGA:Berikut, 7 Daging Sapi Terlezat dan Memiliki Harga Tinggi di Dunia
Selain itu, menguap juga dikenal menular—melihat orang lain menguap sering kali membuat kita ikut menguap. Fenomena ini disebut sebagai "contagious yawning" dan sering dikaitkan dengan empati serta keterikatan sosial.
Faktor lain, stres dan kecemasan juga dapat mempengaruhi frekuensi menguap. Ketika seseorang berada dalam situasi yang menegangkan, tubuh merespons dengan berbagai cara untuk mengatasi tekanan tersebut.
Salah satu respons tubuh adalah dengan menguap, yang mungkin bertindak sebagai cara untuk menenangkan diri dan mengurangi ketegangan.
Menguap dapat membantu menstabilkan pernapasan dan memperlambat denyut jantung, yang pada akhirnya bisa memberikan efek menenangkan.
Menguap adalah fenomena kompleks yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kebutuhan fisiologis hingga aspek sosial.
BACA JUGA:13 Manfaat Jengkol untuk Kesehatan yang Jarang Diketahui
BACA JUGA:Harus Sabar, Ini Cara Mengajarkan Anak Cepat Berjalan
Meskipun sering kali dianggap sebagai tanda kantuk atau kebosanan, menguap sebenarnya memiliki fungsi penting dalam menjaga keseimbangan tubuh dan otak.
Jika merasa menguap terlalu sering, terutama jika disertai dengan gejala lain seperti kelelahan kronis atau sesak napas, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan profesional medis.