Permukaannya tertutup oleh es nitrogen, yang memberikan Triton warna merah muda yang pucat.
Selain Triton, Neptunus juga memiliki satelit-satelit kecil lainnya, seperti Proteus, Nereid, dan Larissa, yang sebagian besar terdiri dari campuran batu dan es.
Neptunus juga memiliki sistem cincin yang tipis dan kurang mencolok dibandingkan dengan cincin Saturnus.
Cincin-cincin ini terdiri dari partikel-partikel kecil yang berwarna gelap, kemungkinan besar terbuat dari material es yang bercampur dengan debu kosmik. Sistem cincin Neptunus baru benar-benar dipahami setelah misi Voyager 2 NASA melakukan flyby pada tahun 1989.
BACA JUGA:Bupati Gusnan Dorong Anak Muda Lestarikan Seni Dendang
Meskipun telah ditemukan lebih dari 170 tahun yang lalu, Neptunus masih menyimpan banyak misteri.
Salah satu pertanyaan terbesar adalah sumber energi yang menggerakkan badai besar dan angin kencang di Neptunus.
Meskipun Neptunus menerima sedikit energi dari Matahari karena jaraknya yang sangat jauh, planet ini memiliki aktivitas atmosfer yang luar biasa.
Para ilmuwan belum sepenuhnya memahami bagaimana Neptunus dapat mempertahankan badai-badai yang sangat kuat ini tanpa sumber energi yang cukup.
Selain itu, asal-usul Triton juga masih menjadi topik perdebatan. Bagaimana Triton bisa terperangkap dalam orbit retrograde?
Dan apakah ini berarti bahwa Triton adalah mantan planet kerdil dari Sabuk Kuiper yang kemudian ditangkap oleh gravitasi Neptunus?
Studi lebih lanjut tentang satelit ini mungkin akan memberikan jawaban, tetapi sejauh ini, Triton tetap menjadi salah satu objek paling menarik di tata surya.
Cincin-cincin Neptunus juga menimbulkan pertanyaan. Bagaimana cincin-cincin ini terbentuk dan mengapa mereka begitu tipis dibandingkan dengan cincin Saturnus?
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Dapat 1 Lulusan IPDN, Wajib Mengabdi 5 Tahun
Selain itu, beberapa bagian dari cincin Neptunus tampaknya lebih terang dan lebih padat daripada yang lain, yang menunjukkan bahwa mungkin ada kekuatan atau proses yang belum dipahami sepenuhnya yang mempengaruhi distribusi material di dalam cincin-cincin ini.
Hingga saat ini, satu-satunya pesawat luar angkasa yang pernah mengunjungi Neptunus adalah Voyager 2, yang terbang melewati planet ini pada tahun 1989.