KORANRB.ID – Buntut batalnya keberangkatan KMP Pulo Tello Rabu, 14 Agustus 2024 dari Bengkulu ke Pulau Enggano, sebanyak 8 ton pisang gagal diseberangkan.
Alhasil, petani pisang Pulau Enggano mengaku rugi hingga 8 ton pisang. Akibat tidak beroperasinya kapal dari Bengkulu menuju Pulau Enggano karena cuaca buruk.
“Hingga 8 ton pisang para petani tidak bisa di berangkatkan dan terbuang sia-sia,” kata Ketua Forum Kades Kecamatan Enggano, Reddy Heloman, S. Sos, Rabu, 14 Agustus 2024.
Pasalnya, berdasarkan surat edaran dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu alasan kapal tidak beroperasi karena cuaca buruk yang menyebabkan gelombang tinggi di perairan Bengkulu.
BACA JUGA:11.043 Personel Turun Simulasi Sispamkota Jelang Pilkada
BACA JUGA:Belum Kantongi SILO, Solaria Tunggu Hasil Uji Lab IPAL
Dengan demikian keberangkatan bagi seluruh kapal yang bakal menuju pulau Enggano akan ditunda sampai cuaca membaik.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Penyelenggara penyeberangan Dinas Perhububgan (Dishub) provinsi Bengkulu, Syarif SE, MSTr.
Ia menerangkan dari surat edaran BMKG Bengkulu yang menyebut cuaca buruk dengan gelombang yang sangat tinggi akan sangat berbahaya bagi kapal yang melintasi perairan Bengkulu, dengan demikian keberangkatan kapal akan ditunda hingga cuaca kembali membaik.
“Karena cuaca buruk dengan gelombang yang tinggi, agar kiranya keberangkatan kapal ditunda hingga kembali membaik," Kata Syarif.
BACA JUGA:PIN Kota Bengkulu Ditarget Sasar 23.477 Penerima Vaksin Polio
BACA JUGA:Siapkan Diri Anda, Seleksi CASN 2024 Dibuka, Ini Tahapannya
Di tempat terpisah, Kepala Supervisi Angkutan Sungai Danau dan Penyebrangan (ASDP) KMP Pulo Tello, Rahadmiadi mengatakan pihaknya akan menunda keberangkatan menuju Pulau Enggano.
Rahadmiadi juga mengatakan selain melihat edaran dari BMKG terkait cuaca dan gelombang ia juga memastikan dengan berkoordinasi dengan pihaknya yang berada di Pulau Enggano dan ternyata gelombang saat ini sangat tinggi, dan ia memastikan untuk melakukan penundaan keberangkatan.
“Demi keselamatan kita tunda,” tutup Rahadmiadi.