Mereka memutar musik dari piringan hitam dan memberikan hiburan langsung kepada para tamu. Mobile DJ menjadi semakin populer di Amerika Serikat dan Eropa, khususnya di kalangan anak muda yang gemar berpesta.
Perubahan besar terjadi pada tahun 1960-an dan 1970-an dengan munculnya diskotik dan klub malam. DJ di klub mulai memegang peran yang lebih signifikan sebagai penggerak suasana pesta.
Mereka tidak hanya memutar musik, tetapi juga menciptakan suasana dan energi melalui pilihan lagu yang tepat dan transisi yang mulus antar lagu.
BACA JUGA:10 Peninggalan Candi Kerajaan Hindu di Indonesia
BACA JUGA:Heboh! Info Warga Bengkulu Tidur di Tenda Karena Akan Terjadi Gempa, Ini Kata Seklur Rawamakmur
Salah satu DJ terkenal dari era ini adalah Francis Grasso, yang dianggap sebagai pelopor teknik "beatmatching."
Teknik ini memungkinkan DJ untuk mencocokkan tempo dua lagu yang berbeda, sehingga transisi antara satu lagu ke lagu berikutnya terasa lebih halus dan tidak terputus.
Pada masa ini, DJ juga mulai menggunakan alat-alat baru seperti mixer dan turntable. Mixer memungkinkan DJ untuk mencampur dua atau lebih lagu secara bersamaan, sementara turntable digunakan untuk memutar piringan hitam.
Dengan menggunakan turntable, DJ dapat menciptakan efek-efek suara seperti scratching, yang menjadi ciri khas DJ hingga saat ini.
Pada tahun 1980-an, revolusi besar terjadi dalam dunia DJ dengan munculnya musik elektronik. Genre-genre seperti house, techno, dan trance mulai mendominasi klub-klub malam, dan DJ menjadi pusat dari budaya musik ini.
Di sinilah DJ mulai dikenal sebagai seniman dan produser, bukan hanya sekadar pemutar lagu. DJ seperti Larry Levan, Frankie Knuckles, dan Carl Cox menjadi pionir dalam mengembangkan genre musik elektronik.
BACA JUGA:Berikut Sistem Kerja Mesin 4 Tak, Lebih Irit BBM Ketimbang Mesin 2 Tak
BACA JUGA:Menari di Atas Udara! Berikut 5 Fakta Unik Burung Spotted Flycatcher
Kemajuan teknologi juga memainkan peran penting dalam perkembangan DJ pada era ini. Perangkat seperti drum machine, synthesizer, dan sampler memungkinkan DJ untuk menciptakan dan memodifikasi musik secara langsung di atas panggung.
Selain itu, CD mulai menggantikan piringan hitam sebagai media utama untuk memutar musik, meskipun banyak DJ yang tetap setia menggunakan vinyl karena kualitas suara yang dianggap lebih baik.
Memasuki tahun 2000-an, DJ telah berkembang menjadi lebih dari sekadar profesi; mereka menjadi superstar internasional dengan penggemar di seluruh dunia.