Kemudian Tirto Utomo bersama dengan rekan-rekannya, termasuk ibunya, membeli lahan di wilayah Selatan Jakarta, tepatnya di Desa Pandaan, Jawa Barat, yang saat itu masih dianggap daerah pedesaan.
BACA JUGA:Di 6 Negara Ini Hewan Buas Bebas Dipelihara, Bahkan Macan Tutul untuk Berburu Babi
BACA JUGA:Suka Mandi! Berikut 6 Fakta Unik Blue faced Honeyeater, si Berisik
Dengan modal awal sekitar Rp 150 juta rupiah, ia mendirikan perusahaan yang awalnya bernama PT Golden Mississippi pada tahun 1973.
Tantangan terbesar yang dihadapi Tirto adalah meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa membeli air minum dalam kemasan adalah hal yang diperlukan.
Pada masa itu, ide menjual air dalam botol dianggap sesuatu yang aneh, mengingat air biasanya didapatkan secara gratis atau dengan biaya yang sangat murah.
Namun, Tirto yakin bahwa dengan edukasi yang tepat dan memperkenalkan standar kebersihan yang tinggi, masyarakat akan menerima produk ini.
AQUA memulai produksi pertamanya pada tahun 1974, dengan produk pertama berupa botol kaca berukuran 950 ml.
Produk tersebut mulai diperkenalkan kepada masyarakat dengan harapan dapat menggantikan kebiasaan mengkonsumsi air rebus yang kualitasnya tidak selalu terjamin.
AQUA mulai memasuki pasar dengan memperkenalkan konsep air minum yang sehat dan higienis.
Awalnya, pemasaran AQUA terfokus pada kalangan menengah ke atas dan ekspatriat yang bekerja di Indonesia.
Namun, seiring berjalannya waktu, AQUA mulai merambah pasar yang lebih luas.
Pada awal 1980-an, AQUA melakukan inovasi dengan memperkenalkan kemasan plastik yang lebih praktis dibandingkan dengan botol kaca.
Hal ini membuat produk AQUA lebih ringan, mudah dibawa, dan lebih aman dari risiko pecah.
Inovasi ini membuat penjualan AQUA semakin meningkat, dan merek ini mulai dikenal sebagai pelopor air minum dalam kemasan di Indonesia.
Selain itu, Tirto Utomo juga memperhatikan distribusi produknya. Ia bekerja sama dengan para pedagang eceran hingga ke daerah-daerah terpencil, sehingga AQUA bisa diakses oleh masyarakat di berbagai penjuru Indonesia.