Selain itu, selfie sering kali digunakan untuk merayakan momen pribadi atau pencapaian tertentu.
Perempuan mungkin mengambil selfie untuk mengabadikan momen penting, seperti setelah merias diri, mencapai tujuan kebugaran, atau sekadar merasa bahagia dengan penampilan mereka pada hari tertentu.
Selfie menjadi cara untuk merayakan diri sendiri dan merasa bangga dengan pencapaian kecil dalam kehidupan sehari-hari.
8. Pengaruh Psikologis dan Sosial
Ada aspek psikologis yang juga memengaruhi perilaku selfie pada perempuan.
Beberapa teori psikologi menunjukkan bahwa mengambil dan membagikan selfie dapat memberikan kepuasan instan dan perasaan diterima oleh kelompok sosial.
Selain itu, selfie juga bisa menjadi cara untuk mengatasi ketidaknyamanan atau ketidakpastian tentang penampilan diri, dengan mencari validasi melalui tanggapan positif dari orang lain.
9. Representasi dan Empowerment
Selfie juga dianggap sebagai alat empowerment bagi banyak perempuan.
Dalam beberapa kasus, selfie menjadi sarana bagi perempuan untuk mengekspresikan kebanggaan terhadap identitas mereka, termasuk kebanggaan akan tubuh, budaya, atau bahkan ketidaksempurnaan mereka.
Dengan membagikan selfie yang autentik, perempuan bisa menantang standar kecantikan yang sempit dan mempromosikan penerimaan diri.
Fenomena selfie di kalangan perempuan adalah hasil dari kombinasi faktor psikologis, sosial, kultural, dan teknologi.
Dari ekspresi diri hingga kontrol atas citra diri, dari tekanan sosial hingga pengaruh teknologi, perempuan memiliki berbagai alasan untuk menikmati mengambil dan membagikan selfie.
Selfie telah menjadi lebih dari sekadar foto diri; ia menjadi cermin yang merefleksikan identitas, perasaan, dan hubungan sosial di era digital ini.
Melalui selfie, perempuan menemukan cara baru untuk berkomunikasi, merayakan diri, dan terkoneksi dengan dunia di sekitar mereka.