Sejak awal berdirinya, Stone Island terus berkembang dan berinovasi. Pada tahun 1983, Carlo Rivetti dan keluarganya membeli 50% saham perusahaan, dan pada tahun 1993, mereka mengambil alih kendali penuh. Di bawah kepemimpinan Rivetti, Stone Island semakin berkembang menjadi salah satu merek yang paling dihormati di industri fashion.
BACA JUGA:Pungli di Jembatan Timbang PUT Rejang Lebong, 3 Terdakwa Dituntut Hukuman Berbeda
Salah satu keunggulan Stone Island adalah kemampuannya untuk mengembangkan dan menggunakan teknologi material yang belum pernah digunakan sebelumnya di dunia fashion.
Sebagai contoh, mereka mengembangkan "Ice Jacket," yang mampu berubah warna sesuai dengan suhu lingkungan sekitar.
Selain itu, Stone Island juga terkenal dengan teknik pewarnaan kainnya yang rumit, yang melibatkan pewarnaan ganda dan berbagai teknik lain untuk menciptakan efek yang unik dan berbeda.
Inovasi-inovasi ini membuat Stone Island menjadi pionir dalam bidang fashion teknologi.
Produk-produk mereka tidak hanya dipakai untuk tampil gaya, tetapi juga menawarkan fungsi-fungsi spesifik yang jarang ditemukan di merek-merek lain.
Ini juga yang membuat Stone Island sering disebut sebagai "laboratorium eksperimen" dalam dunia fashion.
BACA JUGA:Gigi Bagai Pedang yang Mematikan! Berikut 5 Kucing Purba Bergigi Pedang
Meskipun Stone Island pada awalnya dikenal di kalangan tertentu di Italia, merek ini mulai mendapatkan perhatian global pada tahun 1990-an, terutama di Inggris.
Stone Island menjadi sangat populer di kalangan subkultur sepak bola, terutama di kalangan penggemar *casuals*—kelompok penggemar sepak bola yang terkenal dengan gaya berpakaian mereka yang eksklusif dan modis.
Jaket dan produk Stone Island menjadi semacam seragam tak resmi bagi kelompok ini, memberikan merek ini reputasi yang tak terpisahkan dari budaya sepak bola.
Pada awal 2000-an, Stone Island mulai merambah pasar Amerika Serikat dan Asia, memperluas jangkauan pengaruhnya. Kolaborasi dengan desainer dan merek-merek lain juga membantu Stone Island memperluas basis penggemarnya.
Misalnya, kolaborasi dengan Supreme, merek streetwear terkenal, membawa Stone Island ke perhatian generasi muda dan mengukuhkan statusnya sebagai merek yang ikonik.
BACA JUGA:Rekor Head To Head Indonesia Vs Arab Saudi, 34 Gol sudah Bersarang ke Gawang Timnas
Meskipun telah mencapai banyak keberhasilan, Stone Island juga menghadapi tantangan, terutama dalam menjaga eksklusivitasnya di pasar yang semakin kompetitif.