KEPAHIANG, KORANRB.ID – Kemarau panjang saat ini belum berakhir.
Sehingga membuat petani khususnya komoditi sayur mayur di Kabupaten Kepahiang kian cemas.
Kemarau panjang tentu saja membuat petani sayur terancam merugi.
Secara umum, sebagian besar wilayah Kabupaten Kepahiang sudah tak menikmati hujan sejak 2 bulan terakhir.
BACA JUGA: Ada Kabar Terbaru Kasus OTT Proyek BBWSS VIII
Hal ini membuat kalangan petani, yang mengandalkan air hujan untuk bercocok tanam jadi terkendala.
Seperti yang dialami para petani di Desa Tugu Rejo dan Tangsi Duren Kecamatan Kabawetan.
Tanaman sayur mayur, terancam mati kering lantaran kurang mendapat pasokan air.
Di sini, banyak petani telah menanam jenis terong ungu, kol dan daun bawang.
BACA JUGA:Ada 5 Fraksi di DPRD Kepahiang, Ini Pucuk Pimpinannya
"Pastinya khawatir, kalau hujan tak turun-turun, tanaman yang sudah ditanam ini bisa mati kering," tutur salah seorang petani sayur, Maryati.
Selama ini, agar tanaman tak lantas mati terpaksa petani melakukan cara manual dengan melakukan penyiraman.
Hal ini pastinya memerlukan tambahan tenaga, yang membuat petani mengeluarkan tenaga ekstra untuk mempertahankan tanaman.
Ini dilakukan petani, hanya untuk sekedar memperkecil kerugian yang bakal mereka dapatkan.
BACA JUGA:Baru 5 Persen Warga Rejang Lebong Miliki IKD, Masih Jauh dari Target Nasional