KORANRB.ID – Akibat maraknya peredaran uang palsu (upal) di Kota Bengkulu pemilik konter hingga warung manisan kerap jadi korban yang dirugikan.
Uang yang menjadi alat tukar untuk mempermudah masyarakat dalam transaksi jual beli barang dan jasa yang fungsinya sangat penting dalam masyarakat, namun sayangnya tidak sedikit juga ditemukan oknum pemalsuan uang di Kota Bengkulu beberapa pelaku usaha menjadi korban dari peredaran uang palsu.
Salah satunya pemilik warung manisan yang berada di Kelurahan Bajak, Agus Dermawan menjadi korban dari peredaran uang palsu pecahan Rp50 ribu, ia merasa sangat dirugikan atas peredaran uang palsu tersebut.
“Yang pastinya dengan beredarnya uang palsu saya sebagai pedagang rugi, ibaratnya gini jualan diambil secara cuma-cuma, gak balik modal,” kata Agus.
BACA JUGA:SK Pemberhentian Rachmat Sekda Benteng Sudah Terbit
BACA JUGA:Ini Sebaran Negara 1.530 Warga Bengkulu yang Jadi TKI
Lanjut Agus oknum yang menggunakan uang palsu tersebut memanfaatkan momen ketika warung dengan kondisi ramai pembeli, sehingga ia lengah dan tidak bisa mengecek dengan detail keaslian uang tersebut.
“Saat ramai, jadi lengah tidak bisa cek secara pasti uangnya asli atau tidak, terus juga saya tidak tau siapa yang kasih uang palsu,” kata Agus.
Mengalami nasib yang sama, pemilik konter penyedia pulsa dan paket internet yang berada di Jalan Bali, Kelurahan Kampung Bali, Dina Marlina (44) mendapatkan uang palsu pada saat menghitung nomial uang yang didapat dalam satu minggu terakhir.
Tanpa disadari ia telah melayani seorang pembeli yang menggunakan uang palsu dengan pecahan Rp50 ribu, ia tidak tahu persis kapan dan apa saja yang di belanjakan oleh oknum tersebut.
BACA JUGA:DBD Tembus 2.550 Kasus di Bengkulu, 11 Meninggal Dunia
BACA JUGA:Realisasi Penerbitan Akta Kelahiran di Kota Bengkulu Capai 96 Persen
“Tidak tahu siapa, pas hitung uang ada yang berbeda, ternyata uang palsu,” kata Dina.
Uang palsu tersebut memiliki kesamaan ukuran dan warna yang hampir persis dengan uang yang asli, namun perbedaannya terletak pada ketebalan dan tekstur uang palsu tersebut sedikit lebih tebal dan memiliki tekstur seperti kertas biasa.
Untuk itu Dina berharap kepada Aparat Penegak Hukum (APH) dapat menyelediki peredaran uang palsu yang saat ini beredar di Kota Bengkulu.