Adapun cirri-ciri dari gejala DBD yakni demam tinggi selama tiga hari, timbulnya ruam merah pada kulit, nyeri kepala, otot dan tulang terasa nyeri dan ngilu.
Jika terdapat tanda tanda ini, agar segera memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat.
Karena saat ini seluruh puskesmas di Kabupaten Seluma telah memiliki alat Rapic Diagnostic Test(RDT), alat tersebut dapat mendeteksi adanya virus Dengue di awal, sehingga resiko kematian akibat virus tersebut dapat terhindar.
"Silakan periksa jika mengalami demam tinggi selama 3 hari, saat ini di setiap puskesmas telah tersedia alat RDT pendektesi virus DBD," imbau Mazda.
BACA JUGA:HIMA KS Unib Adakan Lomba Futsal Tingkat Provinsi, Terbatas 40 Tim, Pendaftaran Rp250 Ribu
Ditambahkan Kepala Dinkes Seluma, Rudi Syawaludin, S. Sos. Untuk mencegah penambahan kasus DBD di Kabupaten Seluma, saat ini Dinkes Seluma telah menyebarkan dan menyiapkan bubuk abate secara gratis bagi warga di sejumlah desa/kelurahan yang membutuhkan.
Diharapkan ini dapat menekan angka penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Seluma.
Selain dibagikan dilapangan, bubuk abate tersebut juga disediakan di seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Seluma, agar dapat ditaburkan ke tempat penampungan air milik warga.
"Saat ini untuk abate tersedia di semua Puskesmas di Seluma, itu diberikan secara cuma-cuma atau gratis. Kami juga masih intensif melakukan pengasapan (fogging) di wilayah desa atau kelurahan yang terdapat kasus DBD, tetapi itu sifatnya hanya sementara," terang Rudi Syawaludin.
BACA JUGA:Pilkada Bengkulu Tengah, Kecamatan Pondok Kelapa Target Utama Raih Kemenangan
Untuk jangka panjangnya, Rudi mengatakan sebaiknya kepada masyarakat Seluma agar lebih aktif dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat dalam menjaga kebersihan lingkungan, dengan cara gotong royong ataupun membersihkan rumah secara mandiri.
"Apabila ada masyarakat yang merasakan gejala penyakit DBD, sebaiknya segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat seperti Puskesmas agar nantinya dapat diberikan penanganan medis hingga pasien kembali sehat," ujar Rudi.
Rudi menambahkan bahwa biasanya virus DBD terjadi akibat kurangnya menjaga kebersihan lingkungan termasuk saluran air, sehingga menyebabkan jentik jentik nyamuk berkembang.
Sehingga menurutnya, upaya tepat sasaran hanya dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan disekitar rumah.
BACA JUGA:Lomba Catur Se-Sumatera Ditarget Hadirkan 50 Perserta, Total Hadiah Capai Rp 10 Juta
Jika tidak dicegah, maka dampak terburuk pasien bisa meninggal dunia. Karena penyakit DBD kerap meningkat saat cuaca ekstrem seperti saat ini, banyaknya genangan air membuat nyamuk betah dan membuatnya gampang untuk berkembang biak.