Gemburkan tanah sedalam 20-30 cm untuk memastikan akar terong bisa tumbuh dengan baik. Tambahkan pupuk kompos atau pupuk kandang untuk meningkatkan kesuburan tanah.
BACA JUGA:Orang yang Sukses Tidak Pernah Tepat Waktu, Kok Bisa? Simak Artikel Ini
BACA JUGA:Tips Khusus Untuk Wanita Berkumis, Begini Cara Ampuh Menghilangkan Kumis
Terong ungu tumbuh optimal pada tanah dengan pH 6,0-6,8. Jika pH tanah terlalu asam, tambahkan kapur pertanian (dolomit) untuk menetralkan keasaman tanah.
Untuk memulai proses penanaman, bibit terong ungu harus disemaikan terlebih dahulu. Penyemaian bertujuan untuk memastikan bibit tumbuh dengan baik sebelum dipindahkan ke lahan yang lebih luas.
Untuk itu, siapkan media semai yang terdiri dari campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam bakar. Media ini harus gembur dan subur.
Gunakan polybag kecil atau tray semai untuk menyemai benih. Isi wadah dengan media semai, lalu buat lubang kecil sedalam 0,5 cm untuk menanam benih.
Setelah benih ditanam, tutup dengan tanah tipis dan siram dengan air secukupnya.
Letakkan wadah di tempat yang terkena sinar matahari, namun hindari paparan langsung matahari terik pada awal pertumbuhan.
Bibit bisa dipindahkan ke lahan terbuka setelah 4-5 minggu, atau ketika bibit memiliki 3-4 helai daun sejati.
Setelah bibit terong ungu siap dipindahkan, langkah selanjutnya adalah menanamnya di lahan terbuka atau pot yang lebih besar.
Pastikan jarak tanam antar tanaman adalah 60-70 cm untuk memberikan ruang yang cukup bagi tanaman tumbuh dengan baik.
Buat lubang tanam sedalam 10-15 cm, lalu tanam bibit terong ungu dengan hati-hati agar tidak merusak akar. Timbun lubang dengan tanah dan tekan perlahan untuk memadatkan.
Siram tanaman setelah ditanam untuk menjaga kelembapan tanah.
Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal, tanaman terong ungu memerlukan perawatan rutin.
Terong ungu membutuhkan air yang cukup, terutama selama masa pertumbuhan awal dan pembentukan buah. Siram tanaman setiap hari di pagi atau sore hari, namun pastikan tanah tidak tergenang air.