Ini Penjelasannya Bernapas dengan Hidung Lebih Baik Daripada Melalui Mulut

Sabtu 21 Sep 2024 - 10:31 WIB
Reporter : Firmansyah
Editor : Sumarlin

BACA JUGA:Berkembang Biak Cepat! Berikut 5 Fakta Unik Lalat Rumah

Dengan kata lain, bernapas melalui hidung membantu mengurangi risiko infeksi, terutama pada organ pernapasan.

Selain itu, nitric oxide juga berperan dalam memperlebar pembuluh darah, yang pada akhirnya membantu meningkatkan sirkulasi darah dan mendukung fungsi jantung. 

Bernapas melalui mulut, sebaliknya, tidak merangsang produksi nitric oxide sehingga manfaat ini hilang.

Bernapas melalui mulut dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Salah satu yang paling umum, mulut kerin. 

Mulut yang kering tidak hanya menyebabkan rasa tidak nyaman, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya masalah gigi, seperti kerusakan gigi dan infeksi gusi. Ini disebabkan oleh berkurangnya produksi air liur yang berfungsi melindungi gigi dan gusi dari bakteri.

Ketika seseorang terbiasa bernapas melalui mulut saat tidur, otot-otot di saluran udara atas cenderung menjadi lebih lemah, menyebabkan penyumbatan aliran udara dan gangguan pernapasan. 

Kondisi ini dapat mengakibatkan kurangnya oksigen yang masuk ke otak, sehingga meningkatkan risiko masalah kesehatan serius, termasuk penyakit jantung dan hipertensi.

BACA JUGA:Mengenal Fenomena Anak Senja yang Populer Saat Ini

BACA JUGA:8 Slang Bahasa Inggris yang Sering Dipakai Dalam Media Sosial, Kamu Pasti Pernah Pakai

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang sering bernapas melalui mulut cenderung memiliki perkembangan rahang dan gigi yang tidak normal, serta masalah postur tubuh. Hal ini dikarenakan postur kepala dan leher yang berubah saat bernapas melalui mulut, yang pada akhirnya dapat memengaruhi struktur wajah dan pertumbuhan gigi.

Selain oksigen, tubuh juga membutuhkan karbon dioksida (CO2) dalam jumlah yang tepat untuk menjaga keseimbangan pH darah dan mendukung fungsi sistem pernapasan. Ketika bernapas terlalu cepat atau dangkal melalui mulut, tubuh cenderung membuang terlalu banyak CO2. 

Kondisi ini disebut iperventilasi dan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti pusing, sesak napas, dan kecemasan.

Bernapas melalui hidung, sebaliknya, memungkinkan tubuh untuk mempertahankan kadar CO2 yang optimal. Ini membantu menjaga keseimbangan kimiawi dalam darah dan mencegah masalah yang berkaitan dengan hiperventilasi. 

Bagi mereka yang aktif secara fisik, bernapas melalui hidung dapat meningkatkan kinerja olahraga. Saat berolahraga, bernapas melalui hidung memungkinkan tubuh untuk mendapatkan oksigen yang lebih banyak dan memperlambat detak jantung, sehingga meningkatkan daya tahan. 

Selain itu, bernapas melalui hidung membantu tubuh mengeluarkan karbon dioksida dengan lebih efisien, yang penting untuk mempertahankan keseimbangan energi dan menghindari kelelahan.

Kategori :