KORANRB.ID - Industri batik Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang signifikan sebagai salah satu warisan budaya yang diakui dunia. Dengan keunikan motif, teknik pembuatan, dan makna filosofis yang tinggi, batik tidak hanya menjadi identitas bangsa, tetapi juga memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di tanah air.
Sebagai simbol kebanggaan nasional, industri batik kini beradaptasi dengan tren global tanpa kehilangan nilai tradisional, serta menciptakan peluang baru baik di pasar lokal maupun internasional.
Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus berkomitmen untuk melestarikan, mengembangkan dan memajukan pelaku industri batik tanah air melalui sinergi yang dilakukan bersama berbagai pihak.
Pada peringatan Hari Batik Nasional (HBN) tanggal 2 Oktober 2024, Kemenperin bersama Yayasan Batik Indonesia (YBI) kembali menyelenggarakan berbagai acara dan kegiatan dalam rangka mempromosikan dan meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan batik.
Mengusung tema “Bangga Berbatik”, Peringatan HBN 2024 dibuka secara resmi pada acara seremonial yang dilaksanakan di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, 2 Oktober 2024.
BACA JUGA:Berikut Pendapatan Perkapita Provinsi di Pulau Sumatera dan Jawa Selama 2023
BACA JUGA:Berakhir November, Pemprov Optimis Proyek SPAM-Kobema Sesuai Target
Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada YBI yang sejak tahun 1994 telah konsisten dalam melestarikan, melindungi, dan mempromosikan batik.
“Khususnya melalui kegiatan HBN yang pada tahun ini mengangkat Batik Tulis Gedhog Tuban, yang merupakan salah satu produk batik dengan keunikan tersendiri,” ungkap Menperin pada sambutannya di Peringatan HBN 2024 di Jakarta dilansir dari kemenperin.go.id, Rabu 2 Oktober 2024.
Menperin mengemukakan, sebagai bagian dari sektor industri tekstil dan pakaian jadi yang memiliki peranan penting bagi perekonomian nasional, industri batik kini juga turut menghadapi tantangan dengan melemahnya permintaan di pasar ekspor.
“Nilai ekspor industri batik sampai triwulan II tahun 2024 mencapai angka USD8,33 juta, mengalami kontraksi sebesar 8,29 persen dibanding periode yang sama di tahun 2023,” ujarnya.
Namun, di sisi lain, saat ini minat dan tren para generasi muda dalam menggunakan batik untuk kegiatan sehari-hari terus meningkat, dan hal ini memberikan optimisme bagi masa depan industri batik di pasar dalam negeri yang harus dimaksimalkan agar potensi ini mampu dinikmati oleh para perajin batik.
Menperin mengungkapkan dalam menghadapi tantangan dan peluang yang ada, Kemenperin terus berupaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan industri batik melalui berbagai program dengan melibatkan berbagai pihak. Pada peringatan HBN tahun ini, Kemenperin bersinergi dengan YBI dalam pelaksanaan berbagai program seperti focus group discussion (FGD), penumbuhan wirausaha baru, fasilitasi pendampingan Indikasi Geografis (IG), pendampingan teknis produksi, serta fasilitasi mesin dan peralatan.
BACA JUGA:Bakso Iga dan Lobster Hadir Menggoyang Lidah di Palm Restaurant Mercure Bengkulu!
BACA JUGA:Inflasi di Provinsi Bengkulu Terkendali, Ini Hasil Surve BPS Provinsi Bengkulu