Kuman yang terakumulasi di bawah kuku dapat masuk ke dalam tubuh saat anda menggigit kuku, yang berpotensi menyebabkan masalah pencernaan.
Kuman seperti Escherichia coli (E. coli) dan Salmonella dapat berpindah dari kuku ke mulut, menyebabkan infeksi usus atau masalah perut lainnya.
Maka dari itu cuci tangan secara teratur dan hindari menggigit kuku saat tangan tidak bersih.
Ini akan mengurangi risiko kontaminasi bakteri ke sistem pencernaan anda.
5 Kecenderungan Tingkat Stres yang Lebih Tinggi
Kebiasaan menggigit kuku sering kali merupakan tanda adanya masalah emosional, seperti stres, kecemasan, atau kebosanan.
Menggigit kuku mungkin terasa seperti mekanisme coping yang menenangkan, tetapi dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa memperburuk tingkat stres dan kecemasan karena rasa malu atau frustrasi terhadap kebiasaan tersebut.
Teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau terapi perilaku kognitif dapat membantu mengurangi stres dan mengatasi pemicu emosional yang menyebabkan kebiasaan menggigit kuku.
6 Penyakit Gusi
Selain merusak gigi, kebiasaan menggigit kuku juga bisa memengaruhi kesehatan gusi.
Kuman dari kuku yang kotor bisa masuk ke dalam mulut dan menyebabkan gingivitis (radang gusi) atau memperburuk kondisi kesehatan mulut lainnya.
Jaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi dan membersihkan sela-sela gigi secara teratur. Jika ada tanda-tanda awal penyakit gusi, segera konsultasikan dengan dokter gigi.
7 Rasa Sakit di Rahang
Menggigit kuku secara berulang bisa menyebabkan temporo-mandibular joint disorder (TMD), yaitu gangguan sendi rahang. Kebiasaan ini bisa membuat rahang terasa sakit, kaku, atau bahkan mengalami kerusakan pada sendi rahang akibat tekanan berlebihan saat menggigit kuku.
Jika anda merasakan sakit di rahang akibat menggigit kuku, cobalah untuk menggantinya dengan aktivitas lain, seperti meremas bola stres atau mainan tangan lainnya yang tidak memberikan tekanan pada rahang.
8 Menurunnya Penampilan Kuku