Masyarakat modern cenderung lebih memilih pagar yang terbuat dari bahan-bahan buatan seperti beton, besi, atau kawat.
BACA JUGA:Berikut 10 Rekomendasi Hotel Harga Terjangkau Kekinian di Kota Bengkulu
BACA JUGA:Mengumpulkan Air Melalui Kulit! Berikut 6 Fakta Unik Kadal Berduri
Pagar buatan ini dianggap lebih tahan lama, praktis, dan estetik dibandingkan pagar hidup yang memerlukan perawatan rutin.
Penggunaan pagar hidup, seperti tanaman jarak, mulai tergantikan oleh pagar-pagar buatan yang lebih fungsional dan memiliki kesan modern.
Meskipun tanaman jarak memiliki berbagai manfaat dalam pengobatan tradisional, biji jarak diketahui mengandung senyawa beracun yang disebut ricin.
Ricin adalah protein beracun yang sangat berbahaya bagi manusia dan hewan jika tertelan dalam jumlah tertentu.
Dosis kecil ricin dapat menyebabkan gejala serius seperti mual, muntah, diare, bahkan kematian dalam kasus yang parah.
Kesadaran akan bahaya ricin telah meningkat seiring dengan perkembangan pengetahuan medis.
Dulu, masyarakat mungkin tidak begitu memahami risiko yang ditimbulkan oleh biji jarak.
BACA JUGA:Menghuni Berbagai Habitat! Berikut 5 Spesies Ular Viper yang Ada di Pulau Jawa
BACA JUGA:Seperti Manusia! Berikut 4 Hewan yang Suka Makan Nasi
Namun, dengan semakin banyaknya informasi tentang bahaya tanaman ini, orang menjadi lebih berhati-hati dan cenderung menghindari menanam jarak, terutama di area yang mudah diakses oleh anak-anak atau hewan peliharaan.
Bahaya ini mungkin menjadi salah satu alasan utama mengapa tanaman jarak semakin jarang ditemukan di pekarangan rumah atau digunakan sebagai pagar.
Ketakutan akan risiko kesehatan membuat banyak orang lebih memilih tanaman lain yang dianggap lebih aman.
Perubahan gaya hidup juga berperan dalam menurunnya popularitas tanaman jarak sebagai tanaman pagar.