KORANRB.ID - Pemerintah telah menetapkan visi Indonesia Emas Tahun 2045, dengan target menjadi bagian dari lima kekuatan ekonomi terbesar dunia dan menjadi high income country. Guna mencapai sasaran tersebut, sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu pilar utama yang harus dipenuhi untuk menyambut visi Indonesia Emas 2045.
“Tentunya adalah SDM yang unggul, kompeten, yang bisa menjawab seluruh masalah dan tantangan ke depan,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya pada pembukaan Industrial Education and Training Expo (IDUTEX) 2024 di Jakarta dilansir dari kemenperin.go.id, Senin 7 Oktober 2024.
Menperin mengemukakan, Indonesia memiliki peluang besar dalam pengembangan SDM karena sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan terbesar di ASEAN. Potensi lainnya, Indonesia sedang mengalami bonus demografi dengan jumlah usia muda yang besar, yakni mencapai 67,5 persen dari total penduduk sebesar 281,6 juta jiwa.
“Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian menyadari betul pentingnya peran SDM dalam mewujudkan industri yang tangguh dan berdaya saing,” jelasnya.
Dalam hal ini, Kemenperin terus memperkuat dan mengembangkan program-program pendidikan dan pelatihan vokasi untuk menghasilkan SDM yang kompeten dan berdaya saing global.
BACA JUGA:Pemda Bengkulu Utara Siapkan Pasar Murah Bahan Pokok di Kecamatan Enggano
Menperin memastikan, perlunya kesesuaian atau link and match antara pendidikan dan pelatihan vokasi dengan kebutuhan dunia usaha industri saat ini.
“Penyelenggaraan pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi di lingkungan Kemenperin sepenuhnya telah berjalan selaras dan terkoordinasi dengan dunia industri, mulai dari perencanaan kurikulum, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, hingga penempatan kerja dari para lulusan,” paparnya.
Tahun 2024, Kemenperin melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) telah melatih dan memfasilitasi penempatan kerja bagi 21.534 orang (data Januari-September 2024).
Sementara itu, melalui SMK dan Politeknik Kemenperin juga akan melantik sekitar 5.600 orang lulusan sepanjang tahun ini.
Kepada BPSDMI, Menperin memberikan lima tantangan, yaitu meningkatkan kapasitas penyelenggaraan pendidikan baik pada kelas-kelas reguler, pengembangan program studi baru, pengembangan kelas kerja sama dengan industri, penyelenggaraan program studi di luar kampus terutama pada level pendidikan tinggi, dan meningkatkan kapasitas dan pemanfaatan peran dari Pusat Industri Digital (PIDI) 4.0
“Khusus untuk kerja sama dengan luar negeri, catatannya, selain dengan Jepang, perlu juga untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan dari Korea Selatan, China dan Taiwan. Kerja sama itu tidak hanya dengan industrinya saja, tetapi juga dengan kampus-kampus di luar negeri,” terangnya.
Menperin menginginkan, program pelatihan jangka pendek dengan konsep 3-in-1 (pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja) dapat terus dilaksanakan dalam jumlah yang lebih massif. Upaya ini untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri yang saat ini mencapai 682.000 per tahun.
BACA JUGA:Dilantik, Ketua KONI Kepahiang Punya PR Besar Majukan Dunia Olahraga Daerah