KORANRB.ID – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengejar target produksi minyak 1 juta barel dan gas 12 miliar BSCFD. Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengakui, untuk mencapainya pada 2030, tentu banyak tantangan yang harus dihadapi.
Salah satunya lapangan migas di Indonesia yang masuk kategori tua atau mature. ’’Itu sangat-sangat menantang, sangat-sangat berat karena secara aset mungkin 80–90 persen lapangan kita sudah masuk stage mature,’’ ujarnya ditemui pada Forum Kapasitas Nasional di JCC, belum lama ini.
Dihadapkan tantangan itu, Nanang menyebut akan melakukan eksplorasi di beberapa wilayah lainnya. Misalnya, di Geng North hingga Blok Masela.
BACA JUGA:Sektor Perbankan Tetap Optimis
Seperti diketahui, penemuan cadangan gas di WK North Ganal, Kaltim, merupakan tiga besar temuan eksplorasi dunia pada 2023. Perusahaan migas asal Italia, yakni ENI, mengumumkan adanya penemuan cadangan gas signifikan dari sumur eksplorasi Geng North-1 di Blok North Ganal. Berlokasi sekitar 85 kilometer dari lepas pantai Kaltim.
Perkiraan awal menunjukkan total struktur yang ditemukan bervolume 5 triliun kaki kubik (Tcf) gas dengan kandungan kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls.
Sumur Geng North-1 dibor hingga kedalaman 5.025 meter pada kedalaman air 1.947 meter melalui kolom gas setebal sekitar 50 meter di reservoir batu pasir Miosen dengan sifat petrofisika yang sangat baik.
BACA JUGA:Debat Pilpres Tetap 5 Kali, Bakal Dihelat di 5 Kota
Penemuan ”harta karun” gas sebesar 5 triliun kaki kubik (Tcf) di wilayah itu diprediksi menciptakan dua dampak signifikan. Yakni, memperpanjang usia cadangan gas nasional serta menambah daya tarik investasi sektor migas.
’’Ke depan kalau kita bisa kembangkan, selain kita bisa dapat gas, reaktivasi lagi, menambah kegiatan yang ada di LNG Bontang, juga kita adakan dapat liquid-nya yang setara dengan minyak,’’ jelas Nanang.
Untuk Masela, lanjut Nanang, ada keterlambatan memanfaatkan besarnya potensi. ’’Itu juga hasil eksplorasi beberapa puluh tahun lalu,’’ imbuhnya.
BACA JUGA:Terima Anugerah KPI 2023, Gubernur : Pengakuan Atas Kinerja Daerah
Lapangan Abadi di Blok Masela merupakan lapangan gas laut dalam dengan cadangan gas terbesar di Indonesia. Lokasinya sekitar 160 kilometer lepas pantai Pulau Yamdena di Laut Arafura dengan kedalaman laut 400–800 meter.
Nanang melanjutkan, pada 2030 nanti, RI diproyeksi membutuhkan 2,27 juta barel minyak per hari. Padahal, saat ini tingkat produksi minyak di Indonesia masih kurang dari 600 ribu barel per hari. Karena itu, perlu upaya meningkatkan produksi migas RI agar mengurangi risiko kebutuhan impor.
Upaya yang dirasa paling ideal adalah menggunakan sumber daya energi campuran (energy mix). Hal itu sejalan dengan kebutuhan di masa mendatang yang mau tidak mau mengurangi penggunaan energi fosil.