Mengapa Kita Sering Terkecoh dengan Orang-Orang Berpura-pura Baik

Senin 14 Oct 2024 - 11:06 WIB
Reporter : Arie Saputra Wijaya
Editor : Patris Muwardi

KORANRB.ID-BANYAK orang yang sering terkecoh oleh orang-orang yang berpura-pura baik karena sifat dasar manusia yang cenderung mempercayai penampilan luar, keinginan untuk melihat yang terbaik dalam diri orang lain, dan kurangnya pemahaman mendalam tentang perilaku manipulatif. 

Orang-orang yang berpura-pura baik biasanya sangat mahir dalam menampilkan citra positif dan manipulatif yang membuat mereka tampak tulus dan dapat dipercaya, padahal di balik itu ada niat tersembunyi yang berbeda. Ada beberapa faktor yang menjelaskan mengapa orang sering kali terperdaya oleh penampilan yang menipu ini.

1. Sifat Manusia yang Cenderung Percaya.

BACA JUGA:Cerdas dan Ramah! Berikut 6 Fakta Unik Kucing Korat

BACA JUGA:Suka Berendam! Berikut 5 Fakta Unik Antelope Sitatunga

Secara alami, manusia cenderung percaya pada apa yang mereka lihat dan rasakan. Ini adalah bagian dari mekanisme psikologis yang membantu kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. 

Sebagian besar orang ingin mempercayai orang lain karena hal itu membantu menciptakan hubungan sosial yang lebih baik dan memperkuat kepercayaan dalam kelompok. 

Ketika seseorang bersikap baik dan ramah, banyak orang akan dengan cepat mempercayai bahwa kebaikan itu tulus, tanpa memikirkan bahwa bisa saja ada motif tersembunyi.

Orang yang berpura-pura baik sangat menyadari kecenderungan ini dan mereka memanfaatkannya untuk membangun citra yang menguntungkan di mata orang lain. 

Mereka tahu bahwa kebaikan, senyum, dan sikap ramah dapat membangun kepercayaan, sehingga mereka menciptakan kesan bahwa mereka adalah individu yang peduli dan bisa diandalkan. Hal ini membuat orang yang kurang waspada mudah tertipu.

2. Kebutuhan akan Persetujuan Sosial.

Banyak orang memiliki kebutuhan mendasar untuk diterima oleh orang lain dan merasa dihargai dalam kelompok sosial mereka. Kebutuhan akan persetujuan sosial ini sering kali mendorong orang untuk mempercayai dan memaafkan perilaku baik yang ditunjukkan orang lain, meskipun sebenarnya ada tanda-tanda bahwa perilaku itu palsu. 

BACA JUGA:Rutin Makan Tahu Bisa Bikin Umur Panjang Apa Iya? Cek Penjelasannya

BACA JUGA:Kebiasaan Tidur Pagi Setelah Begadang Bahaya Mengintai, Ini Solusinya

Orang yang berpura-pura baik bisa dengan mudah memanfaatkan kebutuhan ini dengan memberikan pujian, perhatian, atau dukungan yang tampaknya tulus, tetapi sebenarnya hanya bertujuan untuk memanipulasi perasaan orang lain.

Kategori :