KORANRB.ID - Berselang 4 hari pasca menelan korban jiwa tepatnya pada Rabu 16 Oktober lalu.
Hingga saat ini objek wisata pemandian di Desa Napal Jungur Kecamatan Lubuk Sandi masih ditutup oleh Polisi.
Ini dibenarkan oleh Kapolres Seluma, AKBP. Arif Eko Prasetyo, SIK, MH melalui Kapolsek Sukaraja, Iptu. Catur Teguh Susanto, SH.
Hal ini dilakukan agar pengelola wisata dapat segera mengevaluasi agar kejadian serupa dapat diminimalisir, karena pada tahun ini tercatat ada 2 kasus wisatawan meninggal di lokasi tersebut.
BACA JUGA:Penimbunan BBM di Bengkulu Disorot, Salah Satu Modusnya Penggunaan Barcode Bergantian
“Hingga saat ini wisata tersebut masih kita tutup dengan waktu yang tidak dapat ditentukan, karena selain untuk menjaga kondusifitas, juga memberi waktu untuk panitia mengevaluasi agar dapat meningkatkan keamanan,” tegas Kapolsek.
Lebih detail, Kapolsek Sukaraja, Iptu. Catur Teguh Susanto, SH mengaku sudah bersama anggota ke TKP tenggelamnya korban.
Dijelaskan Kapolsek, kejadian bermula pada Rabu sekira pukul 14.00 WIB siang. Korban tiba bersama keluarga berjumlah 12 orang.
BACA JUGA: SKD Tes CPNS Mukomuko Dimulai, 450 Peserta Nilai Tertinggi Melaju ke SKB
BACA JUGA:Tersangka Kasus Korupsi Rehabilitasi Puskeswan Benteng Kembaikan Kerugian Negara Rp489 Juta
Sejak awal kedatangan, petugas panitia wisata napal jungur sudah ada di tempat terdahulu untuk mengawasi dan mengingatkan pengunjung wisata, kemudian rombongan beserta korban sampai langsung duduk duduk di sekitar TKP untuk membakar ikan yang di bawa dari kota Bengkulu.
Kemudian korban bersama beberapa keluarga mandi di sungai, berdasarkan keterangan panitia yang ada di TKP, korban sempat ada di dalam air dengan ketinggian sebatas pinggang orang dewasa, lalu korban sempat bercakap bersama seorang perempuan di depannya mengatakan bahwa ia akan menyelam.
Saat akan bersiap meninggalkan TKP, kemudian keluarga korban melapor ke panitia bahwa korban tidak ada.
Setelah itu panitia langsung menyelam ke TKP yang ditunjukan dan ditemukan korban ada di dasar sungai dengan posisi tertelungkup di dasar sungai.