KORANRB.ID – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Mukomuko menargetkan penerapan mata pelajaran muatan lokal tentang pengetahuan kebencanaan dan bahasa daerah di sekolah tingkat SD dan SMP di Mukomuko mulai tahun 2025. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar Disdkbud Mukomuko, Ramon Hoski ST.
"Tahun ini pengurusan prosedurnya. Kita targetkan awal tahun depan sudah diterapkan. Sesuai apa yang telah kami sampaikan kepada pihak sekolah yang ada Mukomuko sebelumnya," katanya.
Ramon mengatakan pembelajaran pengetahuan tentang kebencanaan dan bahasa daerah masuk dalam muatan lokal di SD dan SMP sebagai langkah konkrit agar pelajar di Mukomuko mencintai daerahnya. Selain itu, karena Mukomuko masuk dalam zona rawan bencana, mereka juga tahu apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.
BACA JUGA:Update 24 Oktober 2024, Ranking FIFA Timnas Indonesia Melorot
"Kami sudah koordinasi dengan banyak pihak terkait realisasi program ini. Termasuk kepada bupati dan DPRD Mukomuko. Begitu juga dengan PGRI Mukomuko, serta dewan pendidikan. Dimana mereka semua setuju pengetahuan kebencanaan dan bahasa daerah masuk dalam muatan lokal sekolah," jelasnya.
Disampaikan Ramon, Disdikbud saat ini juga tengah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang akan mengajarkan pengetahuan bencana dan bahasa daerah dalam muatan lokal di sekolah. Sehingga pada saat penerapan, semua sudah siap, dan murid bisa menerima edukasi dengan baik pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM).
"Berbicara tentang dua mata pelajaran baru tersebut, tentu kita sangat memerlukan persiapan yang matang. Sehingga apa yang kita harapkan dengan 2 mata pelajaran terbaru tersebut dapat tercapai,” harapnya.
BACA JUGA:7 Provinsi yang Memiliki Pesantren Terbanyak di Indonesia
BACA JUGA:Tempat Konservasi Terumbu Karang Kaur Ditetapkan, Ini Lokasi Beserta Luas Lahannya
Ramon menambahkan Kabupaten Mukomuko merupakan salah satu daerah rawan bencana alam di Provinsi Bengkulu. Sehingga memenuhi syarat jika murid mendapatkan mata pelajaran tersebut di sekolah.
Begitu juga dengan bahasa daerah, dimana Mukomuko memiliki sejarah yang panjang tentang budaya dan adat istiadat. Tentu apa yang dimiliki daerah tersebut bisa terkikis, jika tidak ada penerus yang mewariskan kekayaan daerah tersebut.
"Kita inginnya anak-anak sekolah ini menjadi penerus yang tanggap bencana. Serta dapat mewariskan kekayaan daerah melalui bahasa yang selama ini melekat ditengah masyarakat,” tutupnya.