KORANRB.ID - Nasi goreng adalah salah satu hidangan yang paling terkenal dan favorit di Indonesia. Namun, asal-usulnya sebenarnya berawal dari daratan Tiongkok, bukan dari Indonesia, ini asal usulnya.
Nasi goreng pertama kali muncul di Tiongkok sekitar 4000 tahun lalu. Di Tiongkok kuno, nasi adalah makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari. Akan tetapi, masyarakat Tiongkok memiliki kebiasaan untuk tidak membuang-buang makanan, termasuk nasi yang tersisa.
Nasi yang sudah dimasak sering kali akan tersisa dan mulai dingin, sedangkan masyarakat Tiongkok tidak terbiasa mengonsumsi makanan dingin karena dianggap kurang baik bagi tubuh.
Untuk mengatasi masalah ini, masyarakat Tiongkok menemukan cara mengolah nasi yang tersisa dengan cara yang praktis dan lezat. Yakni menggorengnya dengan tambahan bumbu.
BACA JUGA:Bisa Capai Usia 80 Tahun! Berikut 5 Fakta Unik Kakatua Merah Muda
Proses penggorengan ini menghasilkan rasa dan tekstur yang berbeda pada nasi, membuatnya lebih enak daripada nasi biasa yang dingin.
Menggoreng nasi menjadi solusi sempurna untuk memanfaatkan nasi yang tersisa, sekaligus menciptakan hidangan baru yang lezat dan mudah disiapkan.
Teknik ini kemudian dikenal sebagai “chaofan” dalam bahasa Mandarin, yang berarti nasi goreng. Dalam versi awal, chaofan biasanya hanya dibumbui dengan kecap asin dan minyak, serta sedikit bahan tambahan seperti sayuran atau sisa-sisa daging.
Namun, meskipun sederhana, chaofan menjadi dasar yang kuat bagi perkembangan hidangan nasi goreng di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
BACA JUGA:Hidup di Indonesia! Berikut 5 Burung Dara Buah dari Genus Ptilinopus
BACA JUGA:Waspada Hilang! Berikut 8 Cara Mencegah Barang di Kabin Pesawat Terbawa oleh Orang Lain
Proses Penyebaran Hidangan Nasi Goreng
Seiring dengan berkembangnya waktu, nasi goreng mulai tersebar ke berbagai wilayah Asia Tenggara. Pedagang dan migran Tiongkok membawa kebiasaan kuliner mereka, termasuk nasi goreng, ke berbagai daerah yang mereka singgahi, termasuk Indonesia.
Nasi goreng menjadi populer di kalangan masyarakat lokal karena cara pembuatannya yang mudah dan penggunaan bahan-bahan yang sudah ada di dapur.