Kegagalan Coca-Cola Luncurkan New Coke
Pengenalan “New Coke” ternyata menjadi bumerang bagi Coca-Cola.
Konsumen setia Coca-Cola merespons negatif, merasa bahwa perusahaan telah menghancurkan identitas klasik yang melekat pada produk tersebut.
Banyak konsumen yang kecewa karena kehilangan rasa Coca-Cola yang asli, bahkan beberapa di antaranya meluncurkan protes besar-besaran.
Dalam waktu singkat, Coca-Cola menerima ribuan keluhan dari pelanggan yang meminta mereka mengembalikan rasa asli.
Akhirnya, Coca-Cola menarik New Coke dari pasar dan mengembalikan formula klasik dengan nama “Coca-Cola Classic.”
Meski awalnya dianggap sebagai kegagalan, keputusan ini justru memperkuat hubungan emosional konsumen dengan Coca-Cola.
Banyak yang merasa bahwa Coca-Cola mendengarkan keinginan mereka dan loyalitas terhadap merek ini semakin kuat.
Strategi Pemasaran
Persaingan antara Coca-Cola dan Pepsi terlihat jelas dalam dunia periklanan. Coca-Cola sering menampilkan iklan-iklan yang menyentuh hati, menggunakan tema kebahagiaan, keluarga, dan kebersamaan.
Kampanye “Share a Coke,” di mana nama-nama konsumen dicetak di botol, menciptakan sentuhan personal yang sangat efektif dan mendorong konsumen untuk berbagi momen dengan orang-orang terdekat.
Di sisi lain, Pepsi mengusung strategi yang berbeda dengan berfokus pada budaya pop dan selebriti.
Pepsi selalu berusaha tampil sebagai merek yang modern dan trendi, bekerja sama dengan selebriti terkenal seperti Michael Jackson, Britney Spears, dan Beyonce.
Langkah ini membantu Pepsi untuk terus menjadi pilihan bagi anak muda. Kampanye Pepsi sering kali memiliki tema-tema yang penuh energi dan hiburan, berbeda dengan Coca-Cola yang lebih emosional.
Pepsi juga memperkuat posisinya dalam budaya Amerika melalui sponsor Super Bowl Halftime Show, yang merupakan acara musik yang sangat populer.
Iklan Super Bowl Pepsi dengan selebriti menjadi salah satu yang paling ditunggu setiap tahunnya, memberikan citra bahwa Pepsi adalah bagian dari budaya hiburan yang trendi dan kontemporer.