Selain itu, ada pula kritik bahwa beberapa anak skena hanya berfokus pada penampilan dan gaya hidup tanpa memahami esensi dari skena itu sendiri, seperti nilai-nilai kesetaraan, kebebasan, dan pemberontakan terhadap norma yang sering kali menjadi ciri khas subkultur ini.
Di Indonesia, istilah anak skena berkembang dengan pesat dan terus beradaptasi seiring waktu. Saat ini, anak skena tidak lagi terbatas pada satu subkultur saja. Ada anak skena musik indie, skena punk, skena hip-hop, hingga skena K-pop.
Masing-masing skena ini memiliki karakteristik dan gaya hidup yang berbeda, namun semuanya sama-sama mencerminkan bentuk ekspresi diri yang bebas dan kreatif.
BACA JUGA:Tiktokers Asal Bengkulu Selatan Potong Kerbau, Bayar Nazar Karena Prabowo-Gibran Menang Pilpres
BACA JUGA: Soal Jalan Semangka 1 Rusak Parah, Ini Penjelasan DPRD Kota
Perkembangan skena di Indonesia juga didukung oleh semakin banyaknya festival musik, acara seni, dan tempat nongkrong yang memberi ruang bagi anak skena untuk berkumpul.
Banyak kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta kini memiliki komunitas skena yang solid dan aktif menyelenggarakan acara-acara rutin.
Istilah "anak skena" merupakan representasi dari anak muda yang memiliki ketertarikan dan identitas unik dalam komunitas subkultur. Melalui gaya hidup, selera musik, dan lingkungan pertemanan yang berbeda, mereka menciptakan komunitas yang saling mendukung dan menghargai kreativitas serta ekspresi diri.
Meskipun menghadapi beberapa kritik, anak skena tetap memiliki pengaruh besar dalam membentuk budaya populer di kalangan anak muda, terutama melalui media sosial dan tren budaya modern.
Fenomena anak skena menunjukkan bahwa setiap generasi muda memiliki cara tersendiri untuk mengekspresikan diri dan mencari makna dalam komunitas yang mereka anggap sesuai dengan jati diri mereka.